TERAKHIR MELIHAT DAN MEMIKIRKANNYA
Cerah nya hari itu. Kegembiraan datang
pada semua siswa SMA Nasa pada siang itu. Pulang awal adalah kebahagiaan yang
amat – amat indah. Tapi mereka masih menunggu hasil ulangan yang telah mereka
jalani selama satu minggu kebelakang.
“ Aku berharap dia akan datang ke
sekolah. Ya untuk terakhir kalinya aku bisa melihat dia. Dan aku bisa kasih dia
do’a atau sekedarnya aku bisa nyemangatin dia buat ngadepin ujian. Aku sangat
berharap, semua yang aku harepin bisa terjadi. Dan aku juga bakalan nunjukin
hasil ulangan aku yang bisa dapet nilai 100.
Semoga aja nilai berikutnya pun bisa seperti ini ”. Bisikku dalam hati, sambil
duduk di depan kelasku.
“ Syta, yu kita liat hasil ulangan B.
Arab!!!”. Teriak Yuning sahabatku.
“ Yayaya aku ikut”.
Kami berdua termasuk temanku yang lain
menyerbu ketua kelas. Aku mengambil hasil ulanganku. Dan kebahagiaan pun terasa
indah dan terpancar jelas di raut mukaku.
“ Alhamdulillah aku dapet 93”.
Jeritku dalam hati.
Semua bubar. Seperti biasa Aku pulang
bersama Yuning. “ Yun, moga aja K Deka datang ya ke sini ya dengan niat buat
ketemu aku”.
“ Ya moga aja Syta, besok kan libur,
terus seminggu kita libur juga. Dia mau ujian lagi masa sih ga minta do’a nya
kamu”. Jawab Yuning sambil melirik kesana – kemari.
“ Eh Ta, itu tu K Deka”.
“ Mana Yun, mana???”.
“ Ya, itu tu lagi sama temen nya”.
“ Oy, Allah ngabulin do’a aku. Ya
udah, kita jangan dulu pulang ya aku mau ngobrol bentar aja sama K Deka. Lagian
ini kan hari terakhir aku liat K Deka. K Deka bilang sekarang mau minta do’a
sama Syta ”.
“ Ya, aku bakalan nungguin”.
Teman, betapa bahagianya Aku, mataku
berkaca – kaca. Entah apa yang Aku rasakan. Yang pasti rinduku pada K Deka
sangat besar.
“ Panas Ta”. Keluh Yuning.
“ Ya, panas banget, tapi tunggu bentar
lagi aja ya, pasti bentar lagi K Deka nyamperin aku”.
Yuning tidak menyahut. Dia melihat –
lihat gerak gerik K Deka. “ Tu, temen nya keluar pasti bentar lagi K Deka keluar”.
“ Tunggu aja ya Yun, bentar lagi”.
Teman, Lama Aku menunggu namun K Deka
tak juga menghampiriku. Sakit hatiku seketika. Aku menatap K Deka. Namun K Deka
seakan – akan tak melihatku.
“ Ya udah Yun, ngapain kita di sini
panas – panasan tapi K Deka ga nyamperin”.
“ Kamu yakin Ta mau pergi. Nanti kamu
nyesel ga ngomong ke K Deka . Oya, dari pada kamu terus mikirin K Deka yang
kaya gitu lebih baik kita ke Warnet. Moga aja ga penuh. Gimana?”.
“ Ya, terserah kamu”.
Aku melirik kebelakang. Sekedar
melihat K Deka. Namun tetap saja K Deka seperti tidak melihatku. Kami menuju
Warnet. Namun sayang Warnet penuh. Aku terdiam memikirkan kelakuan K Deka
padaku. Tapi Aku berusaha untuk tetap kuat dan tanpa memikirkan yang macam –
macam mengenai K Deka.
“ Ya udah, warnetnya penuh. Kita
keatas lagi aja”.
“ Ya Ta… Ikh, sebel banget”.
Kami berdua kembali ke atas. “ Eh, K
Deka ada di belakang kamu”. Bisik Yuning.
“ Oya???”. Tanyaku penasaran.
“ Ya. Ehhhh, dia pergi kaya nya mau
sembunyi di dalam warung”.
Betapa sakitnya hatiku mendengar
perkataan sahabatnya. Air mataku ingin Aku jatuhkan. Tapi Aku menahannya kuat –
kuat.
“ Ko K Deka gitu Yun???”.
“ Ya Ta aku juga ga percaya ko bisa –
bisa nya K Deka gitu ke kamu”.
“ Mungkin dia ga mau ketemu aku lagi.
Atau dia mau aku mutusin dia”.
“ Jangan bilang gitu dong Ta, kita tunggu
aja siapa tau K Deka tadi ga liat kamu”.
“ Ga mungkin lah Yun ga liat orang
jelas – jelas dia ada di belakang aku kan, masa ga liat”.
Yuning terdiam. Sekejap dia melihat K Deka
yang melihat ke arahku. Namun membalikan mukanya. Yuning ingin berkata kepada ku
namun aku yakin Yuning tak kuasa jika melihatku bersedih jadi Yuning hanya bisa
terdiam. Padahal Aku sendiri melihatnya. Lama Aku dan Yuning menunggu. Teman,
Aku mulai lelah dan kelihatan menyerah. Aku memberanikan dirinya untuk melihat
kebelakang dan berharap K Deka bisa melihatku. Namun semua itu sebaliknya. K Deka
malah pergi meninggalkanku jauh dari pandanganku. Begitu sakit hati ini melihat
K Deka pergi bersama teman – teman nya tanpa menghiraukan hatiku.
“ Huuhhhhhhhhh,, ya udah lah Yun, kita
pergi aja dari sini. Percuma liatin mereka kita ga bakalan dianggap. Lebih baik
dan mungkin sangat baik kita pergi aja dari sini”. Kataku menyembunyikan
kesedihanku pada Yuning.
“ Ya udah Ta kalau itu mau kamu. Tapi
mungkin aku bakal nunggu di sini dulu soalnya aku takut besok repot ngumpulin
tugas aku. Kamu enak udah beres”.
“ Ya udah. Maaf ya aku ga bisa bantu.
Aku udah ga kuat nih”.
“ Ya Ta ga apa – apa ko. Tapi pesen
satu dari aku. K Deka kaya gitu mungkin dia lagi nenangin dirinya. Dia kan mau
ujian pasti dong deg – degan banget. Dan inget kamu jangan gegabah mikirin
semua ini. Buat apa buang – buang waktu kamu “.
“ Ya, aku bakal turutin. Makasih ya
Yun. Tu ada mobil aku naik ya”.
“ Ya, selamat ketemu besok”.
Aku naik sementara Yuning nunggu di depan
Warnet. Di dalam mobil, Aku melihat K Deka memandang kepergianku. Namun Aku
segera menepis fikiranku.
“ Apa K Deka liatin aku ya itu???.
Akh, ga mungkin, dia udah lupa dan ga peduli sama aku. Jadi dia ga mungkin
liatin aku”. Tanya hatiku ketika aku lihat K Deka menatap mobil yang aku naiki.
Teman, aku hanya bisa terdiam. Dalam
hati begitu terasa kesakitan yang luar biasa. aku tidak tau apa yang harus aku
lakukan. Karena aku berfikir perlakuan K Deka pada ku begitu keterlaluan.
“ Di fikir – fikir lagi nyesel banget
nungguin kaya tadi. Panas – panasan, berdiri terus. Pegel banget kan jadinya
kaki. Tapi ga dapet apa –apa. Tapi, ko K Deka gitu banget ya???. Ehhh,, ngapain
aku mikirin K Deka, ga ada untungnya buat aku. Hanya buat aku tersiksa aja.
Ngapain sih dia kaya tadi. Kalau dia mau putus mestiya bilang aja jangan kaya
tadi. Sama aja kalau begitu dia udah injek – injek harga diri aku. Apa dia
masih pantas jadi pacar aku”. Jeritku kesal. “ Sekarang aku berjanji untuk diri
ku sendiri dan untuk harga diriku. Aku akan lupain K Deka selagi aku belajar
untuk mampu, aku yakin, aku pasti bisa. Kalau pun hati ku menolak namun
keinginan ku kini telah bulat. Aku akan ngelupain kamu, kalau itu yang kamu
mau. Tenang aja aku bakalan lupain kamu K Deka. Dan aku ga bakal inget – inget
kamu lagi, hubungi kamu dan semua tentang kamu bakalan aku lupain. Aku yakin
kamu pasti seneng aku berjanji, hari ini terakhir liat dan mikirin kamu”.
Teman Aku pegang hatiku. Ketegaran mungkin
terpancar dari raut mukaku. Hatiku mungkin mendukung semuanya. Aku kembali
tersenyum. Aku tak akan lagi murung. Mungkin keinginanku sudah bulat untuk bisa
melupakan K Deka kalau pun sebenarnya Aku tidak berani untuk memutuskan
hubunganku dengan K Deka yang diawali dari dirinya sendiri. Karena yang Aku mau
K Deka lah yang memutuskan hubungan bukan Aku.
0 komentar:
Posting Komentar