VI. TAK TERASA


TAK TERASA

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Dua bulan kini telah berlalu
Ku rasakan sedih senang cinta dan rindu
Bukan kesenangan yang memadu
Malah kebencian yang telah membeku

Aku terdiam menatap gambarnya
Kupandangi walau sejujurnya aku tak mau
Namun ku rasakan begitu merindu
Saat dirinya membuat senang hatiku

Dua bulan kini telah berlalu
Mungkin perpisahan ku tak jauh dari hari itu
Ku kan coba tegar jikalau semua itu datang padaku
Karena ku tau perpisahan sudah di depan mataku

          Aku masih menatap puisiku. Memang telah dua bulan lamanya aku bersama K Deka. Namun, semua tak terasa. K Deka bagaikan hilang entah kemana.
        Teman, aku selalu mencoba untuk menghubunginya namun tak kunjung di balas. “ Apa salahku ??? “. Tanya hatiku. Aku pun jelas tak tau. Dengan tiba – tiba K Deka tak mengabari aku. Jikalau bertemu K Deka mengacuhkanku.
        Sebelumnya aku telah berbincang dengannya. Tentang sikapku yang ternyata tak disukainya. Aku terdiam, tak mampu aku mengucap kata apapun. Dalam hati aku menangis tak mampu menahan sakit. Namun, aku tak menunjukkannya. Aku tetap tersenyum seakan aku tak apa.
        Aku berfikir semuanya akan baik – baik saja. Karena aku selalu mengingat kata – kata dari temannya “ Deka itu sayang banget sama kamu. Buktinya setiap kita ngobrol dia selalu ngobrolin kamu “. Kata – kata itu selalu aku ingat. Meski aku tau entah benar atau tidak. Aku hanya bisa terdiam tak mampu berbuat apa – apa.
        Bulan tertawa manis. Sang bintang menari diantara merdunya nyanyian burung malam. Kabut tak menyelimuti. Nampaknya mereka mengajakku bahagia. Aku tersenyum teman. Namun senyumanku hanya dalam bibirku. Hatiku menangis menjerit tersiksa. Aku kecewa.
        Aku tak mampu bercerita. Hanya secarik kertas aku ungkapkan perasaanku. Aku masuk ke kamarku. Ku peluk balpoint pemberiannya. Aku mulai menangis. gulingku mulai terbasahi air mata. Aku terdiam dalam tangisan. Bayanganku hanya terisi oleh sosok lelaki putih bersih. Deka Putra Sajuri. Aku tak kuasa dan benar – benar tak percaya. Deka tega berbuat seperti ini padaku. Aku teringat kata – kata cinta di waktu malam hingga pagi akhirnya dia melukis luka.
        Aku mengambil HPku lalu ku telpon K Deka. “ Assalamualaikum De ?? “. Sapanya.
        “ Kumsalam, K Kemana aja sih ??? “. Tanyaku heran.
        “ Biasa De, K sibuk nih “.
        “ Waahh K mau UN nih tiga hari lagi dengan sekarang. Gimana persiapannya ??? “.
        “ Ya gitu deh. Sekarang K lagi di warnet nih. Maaf ya K jarang hubungin De “.
        “ Ya, Syta ngerti ko K “.
        “ Makasih ya. Oya De besok K mau ke De ya. Boleh ga ??? “.
        “ Emang mau ngapain K ??? “. Tanyaku.
        “ Ya mau minta do’a restu sama De. K kan mau UN “.
        “ Ya udah nanti Syta nungguin K ya “.
        “ Kalau misalkan K ga nyamperin De, De mau nyamperin K ga??? “.
        “ Engga lah K, Syta kan cewe masa nyamperin K “.
        “ Iya sih. Oya De, K sayang banget sama De “.
        “ Syta juga. Oya K sms aja ya Syta ga enak K lagi sibuk “.
        “ Iya. K sms ya “.
        “ Iya “.
        Perasaanku lega. Aku mendengar K Deka mengucapkan sayangnya. Ternyata fikiranku salah tentang K Deka. “ De, K sayang De selamanya “. Terlihat pesannya. Aku bahagia. Namun, tak lama aku berkirim pesan. Mataku perih hingga aku tertidur.

0 komentar:

Posting Komentar