AKHIRNYA AKU
SADARI
Mentari
telah naik menyinari seluruh tempat yang kini aku duduki. Perasaan gundahku
terdapat pada hasil belajarku, sekaligus membuktikan bahwa aku pantas untuk
Deka cintai. Meski gundah, aku tetap becanda bersama temanku. Aku merencanakan
sebuah acara makan dirumahku dan aku
undang semuaa temanku. Aku ingin bahagia meski aku kalah dari temanku
nanti.
Beberapa
menit kemudian, seorang guru yang menjadi wakasek kesiswaan datang. Bukan wali
kelasku yang dikabarkan sakit. Tak banyak yang beliau katakan. Aku berdebar.
Dan aku kalah, aku tidak bisa menjadi juara umum. Aku bersender. Aku lihat raut
muka ibuku yang menggambarkan kekecewaan namun tersenyum ketika aku
memandangnya. Meski gelar juara umum tak aku dapatkan, aku merasa lega karena
aku masih mendapatkan apa yang aku harapkan.
Aku
tersenyum kepada temanku, meski aku tak tau apakah mereka tau atau tidak aku
sedang bersedih. Aku tak peduli. Dengan lambaian tanganku dan senyumanku, aku
meninggalkan temanku. Hatiku belum bisa menatap ibuku. Aku dirundung kesedihan
yang amat dalam. Aku tak tau akankan gelar itu bisa aku dapatkan lagi. Seiring
dengan duka yang aku rasa, aku memikirkan sosok Deka. “ Sedang apa dia ??? “.
Tanyaku dalam hati. Aku tak tau kenapa dengan hatiku. Tiba – tiba saja aku
berfikir bahwa aku tak pantas untuk Deka.
Langit
berduka. Mentari nampak lelah. Aku berjalan hampa menuju kamarku. Aku tatap
gambar Deka yang ada di meja belajarku. Nampak indah yang kemudian memberikan
aku semangat baru.
Teman,
rasanya memang aku tak pantas untuk Deka. Aku pernah berjanji pada diriku
sendiri untuk bisa mendapatkan juara umum agar Deka bangga. Namun, aku tak
bisa. Aku ingin yang terbaik untuk Deka.
“ K
yang Syta sayang. Lihat deh Syta sedih sekarang “. Keluhku sambil ku tatap
gambar Deka. “ Padahal K, Syta ingin bisa dapet juara umum. Tapi, ga bisa.
Kalau K tau, K bakalan ketawa atau ngehibur Syta ???. Syta ga berani bilang K.
Oya K, menurut K Syta baik ga sih untuk K. Kalau menurut SYta sih engga. Masa
dapetin juara umum dari empat kelas ga bisa. K Syta sadar akan banyaknya
kekurangan Syta. Terkadang Syta berfikir untuk melupakan K. Tapi, Syta ga bisa.
Semakin Syta melupakan K semakin besar pula cinta Syta buat K. Kemarin K kabari
Syta. Syta bahagia. Tapi, sekarang Syta sadar bahwa Syta bukan yang terbaik
untuk K. Syta akan merubah diri Syta. Syta akan mencoba untuk berpegang pada
waktu. Biarlah waktu yang akan memberi Syta jawaban. Jawaban pantas untuk K
atau tidak. Syta akan sedikit meredam rasa cinta Syta. Meski Syta tau semuanya
tak bisa. K Syta mohon ya sama K. Tolong K tetap mencintai Syta seperti Syta
mencintai K. Syta akan selalu mencintai K. Syta sayang K “. Aku terdiam, aku
cabut gambar Deka yang aku tempelkan di meja belajarku. Rasanya hangat teman.
Namun aku dengan cepat meredam. Aku akan sedikit meredam semua. Jika aku dan
Deka memang ada jodohnya. Aku yakin semuanya akan baik – baik saja. Dan Cinta
aku dan juga cinta Deka pasti bisa kembali seperti sedia kala. Bahagia diantara
cinta. Nantinya….
0 komentar:
Posting Komentar