JUMPA LAGI
Aku tersenyum lebar. Mataku sejenak
aku pejamkan. Hatiku dengan lantang mengucap bahagia. Deka Putra Sajuri yang
selalu aku damba hadirnya, besok akan datang menemuiku setelah beberapa hari
hubunganku selalu indah karena bersama meski jauh di mata. Bahagianya hatiku.
Aku tak sabar ingin memandang matanya, senyumnya, langkahnya juga becandanya.
Tuhan beri aku kesempatan itu.
Tak ada rasa lain yang aku rasakan
malam ini. Hanya kebahagiaan di hati kecil ini. Aku berharap tak ada yang bisa
mengganggu kebahagiaanku. Nampak mungkin bintang tersenyum bahagia melihat aku
bahagia. Rembulan bersinar terang saat aku menatapnya dengan senyuman. Aku
benar – benar bahagia.
Terlarut dalam kebahgiaan. Aku
merasakan kehangatan membelai tubuhku. Menjalani kebahagiaan bersamaku. Aku
tertidur.
“ Kukurruuyyyyuuuuuuuuukkkkk . . . . .
. . . “.
Terdengar ayam berkokok
membangunkanku. Telingaku menyuruhku bangun dalam kegelapan. Nampaknya adzan
shubuh belum berkumandang. Aku buka HPku, lalu aku baca ulang pesan Deka untuk
ku. “ Semoga hari ini adalah hari bahagiaku “. Pintaku dalam hati.
Aku beranjak menuju kamar mandi. Aku
mandi lalu berwudhu. Nampaknya Ibuku belum bangun. Terlihat ruangan didepan
masih gelap. Meski ada perasaan takut, aku memberanikan diri masuk kamar mandi.
Hari ini keliatannya bebas, kemarin baru saja aku bersama teman – teman kelas
XI lainnya pergi Study Tour ke Yogyakarta. Negeri yang asri dan indah. Aku
senang bisa pergi kesana.
Aku berangkat sekolah dengan membawa
HP. Ya jelas, setelah aku izin pada Ibuku. Aku pamitan lalu bergegas menuju
gank.
Teman, aku mengirim Deka pesan. Tapi,
tak kunjung ada balasan. Aku takut terluka teman, aku takut Deka hanya
membohongiku. Perasaanku tak karuan. Sedih, takut, terluka, kecewa bercampur
menjadi satu. “ Mungkin K Deka hanya memberiku harapan “. Ketusku.
Teman – temanku sibuk menceritakan
pengalaman saat di Yogyakarta. Berbagi dengan teman – teman yang lain juga.
Saling berceritan dan becanda. Namun, aku tak karuan teman. Hatiku masih
dagdigdug memikirkan Deka. Aku taku Deka membohongiku lagi. Aku takut Deka
pergi lagi. Aku berusaha menepisnya dengan mengirim Deka pesan satu kali lagi.
Namun hasilnya nihil. Tak dibalas lagi. “ K Deka kenapa??? “. Tanyaku dalam
hati.
Tak terasa matahari telah full
memberikan sinarnya. Menyengat sekali. Aku pergi kesebuah warnet menghilangkan
streesku yang bisa dikatakan sedang kecewa. Saat masuk, aku melihat seseorang
yang taka sing untukku. Putih dan berhidung mancung. Dia hanya melihatku. Entah
tersenyum atau tidak, karena aku menundukkan kepalaku. Aku duduk diujung
ruangan. Aku tak ingin melihatnya lagi. Ya dia teman, yang dulu adalah pacarku.
Tapi kini bukan. Setelah sekian lama tak bertemu. Kini aku berjumpa. Dia keluar
bersama teman – temannya. Setelah aku merasa dia telah pergi jauh barulah aku
keluar.
Siang yang panas. Mentari mengeluarkan
panasnya dengan suhu yang sangat tinggi. Mungkin mentari merasa apa yang aku
rasakan. Aku bermaksud membeli jus untuk menghilangkan hausku. Namun, setelah
aku sampai aku bertemu dia lagi. Aku kira dia takkan menghampiriku, tapi aku
salah. Dia menghampiriku dan aku sedikit becanda dengannya, meski teman –
temannya tak berhenti memojok – mojokanku.
Setelah selesai aku bergegas pergi.
Aku naik angkutan umum menuju rumah. Kakiku masih terasa pegal. Mataku yang
kurang tidur mulai terasa ngantuk. Hampir saja aku tertidur di mobil. Namun,
aku menahannya. Memalukan.
Sampai di rumah dengan senyuman Ibuku yang manis. Aku balas dengan
penuh kebahagiaan, lalu izin untuk tidur sebentar.
Siang yang mencekam fikirku. Malas
mulai menghipnotis fikiranku. “ Huhh, K Deka ko bohong ya???. Kenapa harus
bohong gitu. Apa sih salah Syta “. Gumamku saat aku mulai sadar dari tidur. Aku
beranjak melihat HPku. Aku terkejut melihat pesan dari kontak yang tadi aku
delete sebelum tidur. Aku melihat angka depan dan belakangnya. Tidak salah
lagi, itulah No. Deka yang tadi aku delete.
“
De, maaf K baru sms lagi, soalnya tadi K langsung ke Jakarta buru – buru gitu.
Disuruh kumpul dikampus. Nyampe – nyampe HP K ga’ke bawa. Jangan marah ya “. Pesan
Deka menghiasi isi inbox.
Entah apa yang aku rasakan. Bahagia
atau masih kecewa. Namun, aku sadar untuk apa aku marah toh aku bukan siapa –
siapa Deka. “Iya K ga’ apa – apa ko Syta
ga’ marah “. Balasku.
“
Iya, K sekarang lagi di jalan. Jadi kan ketemunya ??? “. Tanyanya dalam
pesan. Aku terdiam sendiri. Bingung harus balas apa. Tepat waktu menunjukkan
pukul 15.00 WIB. Aku ada acara dengan PMR disekolah. Tapi, sudah begitu lamanya
aku tak berjumpa dengan Deka. “ Aduuhhh pilih yang mana ???”. Tanyaku dalam
hati.
“
Iya K. Nanti kalau udah mau sampe sms Syta aja ya “.
“ Iya. Tapi K ga’ ke
rumah. Nunggu di gank aja. Ga’ apa – apa kan ??? “.
“ Iya boleh “.
Aku melupakan
pesanku dengan Deka. Aku bilang pada ketua PMR untuk datang lebih awal. Tapi
sayangnya, acara dimulai pukul 15.30 WIB. Aku bergegas ke kamar mandi lalu
berwudhu melaksanakan shalat ashar ketika adzan terdengar berkumandang. Aku
memakai pakaian PDL dengan warna abu – abu. Begitu juga celanaku berwarna abu –
abu pula. Aku pamit pada Ibuku untuk berangkat. “ De, K bentar lagi sampe ke gank De “. Terkejutnya aku teman.
Dengan terpaksa aku kembali pulang dan berganti pakaian.
Ketika aku berkaca sambil bercermin,
Deka mengabariku jikalau dia telah sampai. Perasaanku menjadi tak karuan. Entah
senang atau apa, aku tak mengerti. Namun teman, aku merasakan kebahagiaan yang
begitu dalam. Dalam hati, ingin aku menjerit memanggil nama Deka.
Aku bergegas kembali ke gank. “
Capenya “. Keluhku. Namun, aku ingin bertemu dengan Deka. Kapan lagi aku akan
bertemu. Belokan menuju gank terlihat. Sejauh mata memandang, aku melihat Deka.
Dengan baju jaket merah, celana panjang dan rambutnya teman. Huhh beda dengan
rambutnya yang dulu. Cepak seperti tentara.
Teman, ketika dia melihatku dia
tersenyum. Ternyata senyumannya masih seperti dulu. Tapi, nampaknya tingginya
benar – benar tinggi. Entah karena aku tidak pernah melihatnya hingga terlihat
seperti itu, tau mungkin memang benar adanya. Aku membalas senyumnya. Malu –
malu aku pelan menuju padanya. Tak banyak cerita, aku langsung mengajaknya
menaiki angkutan umum.
Didalam angkutan, kami becanda.
Berbagi cerita ketika sekian lama tak jumpa. Hatiku bahagia teman, sekian lama
tak jumpa akhirnya Deka ada di depan mata. Dia memandangku seperti saat pertama
aku dan dia bersama. Aku menundukkan kepala malu. Tapi, aku cepat menguasai
diri. Aku telah bertekad untuk menjadi Syta yang baru. Bukan Syta yang dulu.
Tadinya, aku akan pergi ke tempat yang
dulu aku main pertama kali dengan Deka. Namun, waktu yang tidak memungkinkan.
Memang ada perasaan sesal teman. Tapi, daripada tidak bertemu sama sekali. Aku
makan sebuah ice cream goreng dengan jus arpuket. Dan Deka, makan es buah
dengan tebs nya. Huhh yang paling membuatku indah teman, Aku dan Deka suap –
suapan. Indah terasa. Rasanya tak ingin aku pulang. Ingin bersama K Deka.
HPku terus – terus berbunyi. Isinya
semua sama. Dari ketua PMR yang menyuruhku untuk cepat datang ke acara
pelantikan PMR MADYA untuk memberikan sambutan. hmmm, sesal tiba – tiba ada
dalam hati.
Aku bilang. Deka tersenyum manis. Tapi
tak menjawab apa – apa. Aku masih betah teman dengan Deka. Ingin selalu
bersamanya teman. Aku mengajaknya pergi. Mungkin sekarang Deka pelupa teman,
bayangkan saja HPnya ketinggalan diatas meja makan. Jelas saja dia kembali
diatas. Sebelum pulang Deka mengajakku ke mini market membeli ice cream
kesukaanku dan katanya membeli makanan untuk teman – teman PMR agar tidak
marah. “ Huhh masih ingin rasanya bersama “. Keluhku dalam hati.
Teman, Deka mengantarku ke SMP tujuan.
Dan menungguku sampai temanku menjemputku di gerbang. Setelah temanku ada,
barulah Deka menyebrang kembali lagi ke bawah. Hanya mengantarku lalu kembali
ke bawah. Setelah Deka jauh dari mata, rasa kehilangan nampak dari mataku. Aku
sedih teman. Namun, aku harus sadar, jikalau aku berjodoh dengan Deka. Mungkin
lain waktu aku akan bertemu kembali.
0 komentar:
Posting Komentar