MIMPI ITU
Entah apa yang aku pikirkan. Yang
jelas aku bermimpi Deka setelah sekian lama aku tidak lagi saling
berkomunikasi. Aku bermimpi indah dengannya. Kalaupun aku tau Deka tak mungkin
merindukanku.
Teman, terbesit dalam hati kecilku “
Apa aku kangen Deka ??? “. Tiba – tiba hatiku rindu teman sangat rindu. Di
dalam mimpi indahku, Deka datang ke rumahku dengan berpakaian putih plat hitam.
Memakai celana panjang hitam dan rambutnya teman, berbeda dari yang dulu. Dia
kelihatan keren dengan tas kulit hitam yang dia soren. Dalam mimpi indahku,
Deka mengajak aku pergi jalan. Dalam perjalanan, Deka bercerita pengalamannya.
Deka juga bercerita kepulangannya yang katanya ingin bertemu aku. Teman, andai
itu nyata. “ Apa sih yang engga buat De “. Itulah kata – kata terakhir Deka
dalam mimpi indahku.
Teman, terkadang aku berpikir tentang
mimpiku. Apa karena aku terlalu kangen Deka atau apa, aku tak tau teman. Yang
jelas, setelah mimpi itu aku jadi kangen Deka.
Sore yang hangat. Nampaknya mentari
malu bersinar. Parasnya tak terlihat di mata, namun terasa oleh indra peraba.
Angin mengibarkan kain penutup kepala berwarna kuning. Aku tahan supaya tidak
terbang. Aku merasa gundah sangat gundah. Namun, kututupi sambil aku tiup laju
angin.
Dalam fikiranku hanya aku fikirkan
satu. Seseorang yang malam tadi masuk dalam mimpiku. Seseorang yang selalu aku
cinta dan aku damba hadirnya. Deka Putra Sajuri. Cinta pertama yang membuatku
indah. Aku segera menepis fikiranku. Karena aku tahu satu hal, Deka tak mungkin
kembali.
“ K Deka mimpi itu benar ga ya??? “.
Tanyaku dalam hati.
Teman, yang aku harapkan adalah Deka
bisa kembali menghiasi setiap detik waktuku. Menghibur disaat aku sedih dan ada
selalu disaat aku membutuhkannya. Namun, aku tak yakin dengan semua itu. Aku hanya
bisa berharap semua kenangan indah saat aku bersamanya bisa kembali terasa.
Meski aku tau semua hanyalah mimpi belaka.
Beberapa bulan yang lalu Deka datang.
Namun, hanya sehari lalu pergi lagi. Apa yang seharusnya aku lakukan kini.
Teman, aku mencintainya.
Teman, sebenarnya hatiku ingin sekali
menjerit. Ingin sekali aku memanggil nama indahnya dalam dekapan hangat. Aku
ingin merasakan kebahagiaan itu, meski aku tak tau kapan semua akan terjadi. “
Syta . . . . “. Teman, terdengar suara nyaring Ibuku. Aku harus bergegas
menghilangkan lamunanku dan harus segera pula menghampiri Ibuku.
“ Iya Ma “. Jawabku ketika sampai.
“ Abi mu pergi sebentar. Tolong jagain
adikmu, dia mau makan “.
“ Iya Ma. Syta tutup pintu dulu “.
“ Cepetan “.
“ Iya Ma “. Serayaku menutup pintu.
Aku menemani adikku sambil menunggu
Ibu. Aku menonton bersama adik kecilku. Perasaanku masih saja tak karuan, entah
kenapa. Adzan Maghrib berkumandang. Langit menguning menampakkan kebahagiaan.
Cahaya kegelapan tampak terpancar. Aku terdiam menghayati keindahan.
Ibu telah selesai shalat. Baru setelah
ibu shalat aku pergi ke kamar mandi. Aku sembahyang dikamar indahku. Kamar yang
dulu penuh dengan nama A_Derasty, namun kini tak lagi. Hanya dipintu saja.
Setelah sembahyang aku merebahkan tubuhka bah pohon yang telah tumbang. Aku
lihat HPku, dan ternyata ada pesan dari No. yang aku tidak kenal. Akhirnya aku
terlarut berkirim pesan dengan No. itu.
“
Kumsalam “. Balasku menjawab salam yang dia limpahkan.
“
Udah lupa. Ini Syta kan ?? “. Tanya nya singkat.
“
Kalau dikasih tau pasti ingat. Iya ini Syta “.
“ Wiiihhhh bneran
udah lupa nih. Tuh kan Gw juga masih ingat “. Balasnya
padaku.
Teman, tadinya aku tidak mau membalas
karena aku takut. Tapi, hatiku berkata lain. Aku bertanya – tanya dalam hati.
Apa itu K Deka. Tapi aku membuang fikiranku jauh – jauh dan kembali membalas
pesan No. misteri itu.
“
Kasih sedikit bocoran donk. Kalau dikasih tau pasti inget “
“ 11 Januari “. Jawabnya
singkat. Aku bertanya – tanya dalam hati. Apa maksud dari pesannya. Kalaupun
itu K Deka, ga mungkin K Deka bahas 11 Januari.
“
Yang lain deh. Syta ga’ tau itu “.
“ Aku yang pernah kamu
di sms duluan “.
“ Haahhh???. Kapan
??. kalau begitu berarti kamu satu SMA ya sama Syta. Kelas berapa kalau Ya? “.
“ Apa orang Gw udah
keluar “.
“ Owh. Dulunya satu
SMA??? “.
“ Ya “.
“
IPA atau IPS ??? “.
“ IPA “.
“ Aduhh,, Syta ga
kenal kakak – kakak IPA. Cuma dikitan yang tau “.
“ Coba sebutin “. Perintahnya
Aku berfikir sejenak lalu aku tulis
nama yang aku ingat. Jelas saja aku menulis nama K Deka lebih awal baru yang
lain yang aku kenal baik itu cewe ataupun cowo. Aku menyebutkan beberapa teman
K Deka yang lain. Karena memang aku hanya mengenal teman K Deka saja.
“ Pilih donk salah
satu “. Singkatnya.
“
Siapa donk. Di kriteria itu ada ga??. Cewe atau cowo ??? “.
“ Kalau dikasih tau
curang donk. Menurutmu siapa yang mungkin sms kamu “. Balasnya.
Aku berfikir sejenak. Tiba – tiba
hatiku menyebut K Deka. Dengan memberanikan diri aku menulis nama K Deka lalu
mengirimnya.
“
Nahh itu inget “. Singkat balasannya, namun begitu membuat aku bahagia. Ya
Allah ternyata K Deka. Semalam aku memimpikannya, inilah jalan-Mu. Teman, aku benar – benar tak kuasa menahan
rasa bahagia. Ingin aku menjerit mengeluarkan kesenanganku. Aku tak tau apa
yang harus aku tulis untuk membalasnya. Aku terlalu bahagia.
“
Ey dasar. Ko manggilnya kamu “. Balasku.
“
Ya kan supaya ga’ ketauan. Hebat ga’ K ???”.
“ Hebat deh. 11
Januari itu apa K ???”.
“ Akhh asal ketik aja
itu. Kali aja ada sesuatu yang special buat De di tanggal itu hehe “.
“ Ey. Syta udah
bingung. Syta kira siapa “.
“ Hehe maaf ya.
Gimana De kabarnya “.
“ Sehat. K sendiri
gimana ??? “.
“ Ya K juga Sehat.
Sekolahnya rame donk?? “.
Teman, cukup lama aku berkirim pesan.
Hingga akhirnya aku larut dalam kebahagiaan. Aku berharap Deka selamanya
bersamaku meski jauh dimataku.
0 komentar:
Posting Komentar