BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar
belakang penulisan makalah ini, untuk memenuhi salah satu nilai mata pelajaran
B. Indonesia. Selain itu, seiring berkembangnya zaman, masyarakat sudah sedikit
– sedikit melupakan tradisi mengaji selepas maghrib. Oleh sebab itu, kegemaran
anak dalam mengaji semakin menurun. Banyak masyarakat beranggapan bahwa
memahami agama tidak sepenting memahami dunia. Padahal agama adalah bekal
seluruh umat manusia di alam yang akan datang. Bisa dibayangkan, jika kegemaran
anak dalam mengaji sudah menurun, bagaimana dengan masa yang akan datang.
Sedangkan penerus adalah mereka yang kini masih anak – anak.
Pembuatan makalah ini tidak
terlepas dari momen pengajian yang kurang di mata masyarakat pada waktu maghrib
yang menyebabkan kegemaran anak dalam mengaji semakin menurun.
1.2 Rumusan Masalah
Seiring
dengan zaman yang semakin berkembang, terkadang masyarakat dapat melupakan
kewajibannya. Masalah – masalah baru bermunculan dengan berkembangnya zaman.
Masalah
tersebut adalah :
1.
Adakah usaha pemerintah untuk meningkatkan gemar mengaji pada anak ?.
2.
Kenapa Gemar Mengaji di waktu maghrib menurun ?.
3.
Adakah peran orang tua dan masyarakat terhadap kebiasaan anak dalam
mengaji ?.
4.
Bagaimana kondisi kampung yang bisa mendukung anak sehingga anak gemar
mengaji ?.
5.
Gemar mengaji harus dimulai dari anak sejak dini. Sehingga untuk
membentuk kepribadian anak agar gemar mengaji tidak sulit. Namun kini tidak
sama sekali.
6.
Apa manfaat gemar mengaji, baik untuk anak, orang tua, masyarakat bahkan
lingkungan sekitar ?.
1.3 Tujuan
Dibuatnya
makalah ini, memiliki tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran B. Indonesia.
2.
Untuk meningkatkan kegemaran mengaji pada anak di Kampung Ciawitali Rt
03/03 Desa Cisarua Kecamatan Nagrak yang kini terlihat semakin menurun.
3.
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat akan pentingnya gemar mengaji
untuk anak.
1.4 Manfaat Penulisan atau Penelitian
Adapun
manfaat Penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Nilai salah satu mata pelajaran B. Indonesia dapat terpenuhi.
2.
Kegemaran mengaji anak di Kampung Ciawitali Rt 03/03 Desa Cisarua
Kecamatan Nagrak akan meningkat.
3.
Kepercayaan masyarakat mengenai pentingnya gemar mengaji pada anak akan
meningkat.
BAB II
KURANG PENTINGNYA PENGAJIAN
DI MATA MASYARAKAT MENJADI MENURUNNYA GEMAR MENGAJI PADA ANAK
2.1 Tanggung Jawab Pemerintah
Menimbang urgensi mengaji , maka
selayaknya fenomena berkurangnya tradisi ini harus direspon baik
pemerintah, ormas keagamaan dan masyarakat secara umum. Pemerintah melalui
Kementerian Agama baik yang di pusat ataupun di daerah dapat berperan dengan
mensosialisasikan pentingnya mengaji bagi seorang muslim khususnya anak.
Gerakan maghrib mengaji yang akhir-akhir ini didengungkan Kementerian
Agama di beberapa tempat layak diapreasiasi positif. Peran pemerintah
bisa diacungkan jempol. Terlihat adanya tanggung jawab pemerintah untuk
masyarakat yang kini enggan untuk mengaji khususnya pada anak – anak.
Ormas keagamaan juga selayaknya dapat
memberikan peran melihat berkurangnya tradisi mengaji ini. Dalam hal ini, ormas
keagamaan dapat melakukannya dengan memberikan perhatian lebih dengan realitas
ini. Nahdlatul Ulama yang secara kultural lebih dekat dengan masyarakat desa
dapat memobilisasi kader - kadernya di daerah untuk mengaktifkan kembali
kegiatan mengaji. Apalagi sumber daya manusia hampir bisa dipastikan memiliki
kemampuan untuk melakukan hal ini. Tinggal diperlukan pengaturan manajemen dan
pengorganisasian secara baik.
Menurut salah satu ustadz yang mengajar
mengaji anak, kondisi masjid yang terletak jauh dari rumah – rumah penduduk
menyebabkan anak malas mengaji. Selain itu, kondisi masjid yang terlihat akan
roboh membuat takut anak. Seharusnya Pemerintah Daerah mampu menyeleksi masjid
tempat anak mengaji atau membangun sebuah tempat yang khusus dibangun untuk
pengajian. Jikalau dilihat dari segi pengajar, memang tidak berkualitas. Anak
hanya diajarkan BTA ( Baca Tulis Al – Qur’an) sehingga anak merasa bosan. Itu
biasa, karena yang mengajar biasanya lulusan SD tidak lebih.
Memang seperti itu kondisi keterlibatan
tentang pengajian anak sekarang di Kampung Ciawitali RT 03/03 Desa Cisarua
Kecamatan Nagrak. Sarana dan pengajar yang kurang berkualitas menyebabkan
kegemaran anak dalam mengaji semakin menurun. Seharusnya pemerintah juga dapat berperan aktif dengan
program - program yang menyentuh ke akar persoalan misalnya membantu pendirian
majelis - majelis tempat pengajian, mengorganisir, melatih dan bahkan jika
perlu memberikan intensif kepada guru – guru ngaji. Selain itu, hal lain yang
dapat dilakukan adalah mendorong keterlibatan pemerintah daerah dalam upaya
menggalakan program gemar mengaji tersebut.
Bisa dibayangkan, penduduk di Kampung
Ciawitali yang berusia 20 – 60 tahun mencapai 107 orang, jika diberikan
perhatian untuk mengajar pengajian akan anak supaya tidak jenuh, mungkin anak
tidak akan malas akan mengaji. Dalam hal ini, perhatian dan peran Pemerintah
Daerah atau Pemerintah Pusat sangat diperlukan.
2.2 Inisiatif
Masyarakat
Tekanan orang tua yang kini sering
dilupakan. Banyak orang tua menganggap bahwa mengaji urusan nomor berapa.
Padahal, agar anak gemar mengaji tekanan orang tua diperlukan seutuhnya. Orang
tua adalah faktor utama yang mampu membiasakan anak dalam mengaji. Orang tua adalah tiang utama yang akan mampu
menjalankannya. Misalnya, selepas shalat Maghrib, orang tua hendaknya mematikan
televisi dan mengajak seluruh anggota keluarga untuk membaca Al – Qur’an.
Mematikan televisi saat Maghrib sangat penting untuk dilakukan. Sebab, televisi
begitu marak menyiarkan acara yang menarik pada saat Maghrib. Hal itu juga
yang menyebabkan anak-anak suka melambat - lambatkan shalat dan malas belajar,
apalagi mengaji.
Dengan membiasakan hal tersebut, maka anak - anak akan
berada di rumah pada waktu Maghrib. Sehingga seluruh anggota keluarga bisa
berkesempatan untuk shalat bersama, belajar bersama, makan bersama dan lainnya.
Dengan mengaji dan berkumpul bersama, akan terjadi hubungan yang baik dan
pemberian ilmu pengetahuan dan akhlak dari orang tua kepada anak. Serta akan
bisa menghindarkan diri anak-anak terutama para remaja dari bahaya pergaulan
malam. Disamping itu, dengan mengaji selepas Maghrib, anak-anak akan terisi
jiwanya oleh pengetahuan - pengetahuan yang baik. Ia akan memiliki benteng
pertahanan dalam dirinya berupa nilai - nilai agama yang kiranya sulit ia
dapatkan jika waktunya habis untuk menonton televisi apalagi bermain di
warnet.
Bayangkan saja kalau setelah Magrib anak - anak masih di
luar sana. Berbagai bahaya akan mengincar mereka. Mulai dari narkoba, pergaulan
bebas dan sebagainya. Karena itu, sebelum waktu Maghrib tiba mereka harus
berada di rumah dan tidak lagi berkeliaran kesana kemari.
Namun, dalam hal ini hal terpenting adalah adanya contoh
teladan dari orang tua. Menjadi janggal bila rasanya menyuruh anak - anak untuk
mengaji, bila orang tua sendiri tidak mau melaksanakannya. Oleh sebab itu,
sudah kewajiban orang tua untuk memberikan contoh teladan kepada anak dan
tekanan untuk membentuk kepribadian, sehingga anak - anak lebih mudah
diarahkan membiasakan diri mengaji selepas Maghrib.
Masyarakat di Kampung Ciawitali Rt 03/03
Desa Cisarua Kecamatan Nagrak, masih minim untuk bisa mengajak anak agar gemar
mengaji. Ini terlihat sewaktu maghrib. Hampir disetiap rumah dengan jumlah 82
Kepala Keluarga yang memiliki TV hampir semua menyalakan TV. Padahal, keadaan
masyarakat yang memiliki kebiasaan seperti itu dapat menular terhadap anak.
Kementrian Agama telah mendengungkan
kepada setiap daerah untuk mematikan TV sewaktu maghrib. Seharusnya masyarakat
bisa menanggapi dengan positif dan mendukung program kerja pemerintah. Jikalau
setiap rumah bisa mematikan TV sewaktu maghrib, mungkin masjid – masjid ataupun
Majelis akan penuh oleh anak – anak yang mengaji.
Namun yang terjadi dewasa ini,
masyarakat Kampung Ciawitali belum melaksanakan program kerja pemerintah.
Padahal, program kerja pemerintah patut untuk dilaksanakan. Semua itu, bisa
untuk dimamfaatkan untuk mendidik anak sejak dini agar anak terbiasa tidak
menyalakan TV sewaktu maghrib, tetapi pergi mengaji.
Dalam kehidupan sehari-hari kerap kita
temukan anak dengan kepribadian yang kurang terpuji misalnya sikapnya cenderung
nakal, tidak sopan, suka berkata kasar dan jorok, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama
dengan teman, malas beribadah dan tidak mau berperilaku hormat pada orang yang
lebih tua. Kondisi demikian tentu menimbulkan keprihatinan para orang tua.
Lantas apa yang menyebabkan sikap anak terbentuk demikian?. Hal ini bisa
terjadi karena proses pengasuhan dan pembinaan yang salah pada anak, selain
juga akibat dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi dan lingkungan
sekitar yang kurang kondusif.
Komunikasi yang efektif pada anak sangat
diperlukan. Baik itu oleh masyrakat maupun pada anak. Keluarga sebagai ajang
sosialisasi dan mempunyai kedudukan multifungsional sehingga proses pendidikan
keluarga sangat berpengaruh bagi anak. Setiap interaksi dengan anak merupakan
kesempatan untuk menanamkan nilai - nilai terutama nilai moralitas agama karena
kedua nilai ini merupakan pendidikan fundamental bagi anak dalam bersikap untuk
mengarungi kehidupannya kelak di masa yang akan datang. Disinilah peranan
orang tua memegang posisi penting terhadap pembentukan karakater anak, seperti
sikap, pengetahuan, penalaran dan sebagainya. Begitu pula dalam lingkungan dan
masyarakat. Komunikasi yang efektif sangat diperlukan. Pembentukan kepribadian
yang sangat anak perlukan agar anak tidak minder dalam bergaul. Terlepas dari
itu, anak jadi aktif dalam masyarakat. Baik itu dalam hal mengaji maupun
berinteraksi.
Komunikasi
yang tidak efektif yang berjalan selama bertahun-tahun, pastinya akan berdampak
negatif pada pembentukan karakter anak. Padahal, salah satu fungsi komunikasi
adalah untuk mengenal diri sendiri dan orang lain. Bisa dipastikan pola seperti
itu akan membuat anak bingung dalam mengenali dirinya sendiri, orang tua dan
lingkungan. Kebingungan ini mengakibatkan dalam diri anak tidak tumbuh motivasi
kuat untuk berprestasi, karena mereka tidak tahu apa gunanya mereka mengaji.
2.3 Kampung Ciawitali Rt 03/03 Desa Cisarua
Jumlah penduduk di Kampung
Ciawitali berjumlah 292 orang. Terdiri dari laki – laki 156 orang, perempuan
136 orang dan dengan jumlah 82 Kepala Keluarga.
Dari jumlah penduduk di Kampung Ciawitali
RT 03 / 03 Desa Cisarua Kecamatan Nagrak yang berjumlah 292 orang sebagian
besar adalah pelajar dan Ibu Rumah Tangga. Terdapat pula wiraswasta 30 orang,
karyawan 33 orang, PNS 23 orang, paraji
1 orang, supir 10 orang, buruh 17 orang dan 37 orang lainnya menganggur.
Jika dilihat dari tingkat pendidikannya,
penduduk yang ada di Kampung Ciawitali RT 03 / 03 Desa Cisarua Kecamatan Nagrak
Kabupaten Sukabumi dengan jumlah penduduk 292 orang, yang mendominasi adalah
tingkat SD dengan jumlah 98 orang. Sedangkan untuk tingkat SLTP / sederajat 48
orang, SLTA / sederajat 69 orang, Perguruan Tinggi 15 orang, dan yang belum
atau tidak sekolah berjumlah 30 orang.
Dilihat dari segi usianya, penduduk yang
ada di Kampung Ciawitali RT 03 / 03 Desa Cisarua Kecamatan Nagrak Kabupaten
Sukabumi dengan jumlah penduduk 292 orang, terbagi ke dalam :
a.
0 – 12
tahun : 65 orang
b.
12 – 20
tahun : 99 orang
c.
20 – 60
tahun : 107 orang
d.
60 tahun
ke atas : 21 orang
Yang
mendominasi untuk usia pengajian adalah penduduk yang berusia 0 – 12 tahun.
Tetapi, tidak jarang juga yang berusia 12 – 20 tahun masih aktif mengaji
kalaupun bisa dihitung jumlahnya.
Kampung Ciawitali RT 03 / 03 Desa
Cisarua Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi, terletak di Jalan Pendidikan.
Perbatasan antara Cibadak dan Nagrak.
Masjid maupun majlis yang ada di Kampung
Ciawitali RT 03 / 03 terletak jauh dari rumah penduduk. Kondisi masjidnya pun
mengkhawatirkan. Hanya ada satu majlis yang layak pakai. Itupun lumayan jauh
dari rumah – rumah penduduk.
Kampung Ciawitali RT 03 / 03 Desa
Cisarua Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi, memiliki beberapa prestasi,
diantaranya :
a.
Juara
Volly ke tiga putri tingkat kampung.
b.
Juara
sepak bola pertama remaja dengan nama kesebelasan REGENCY pada tahun 2008
tingkat Desa Cisarua.
c.
Juara pertama
lomba MHQ ( Musabaqoh Tilawatil Qur’an ) tingkat kampung pada tahun 2006.
2.4 Proses
Pembangunan
Program Gemar Mengaji sudah dicanangkan
oleh Kementerian Agama sejak beberapa
tahun kebelakang. Gemar mengaji pada anak adalah sesuatu yang wajib mendapat
dukungan pemerintah daerah dan masyarakat. Ini adalah program terobosan yang
memunyai dampak positif luar biasa, apalagi dicanangkan oleh suatu kementerian
yang tentu saja memunyai level yang sangat tinggi. Secara struktural, tentu hal
ini merupakan sinyal yang kuat agar Pemerintah Daerah tidak ragu untuk
menerapkannya di daerah masing-masing. Rentang waktu sekira satu sampai dua
jam, 18.00 – 20.00 diharapkan TV menjadi off. Pemerintah daerah harus aktif
memberikan dukungannya melalui regulasi yang jelas sehingga ada sanksi bagi
yang melanggar. Selain itu, orang tua tentu menjadi garda terdepan dalam
menyukseskan program ini di rumah dan keluarga mereka masing-masing.
Program ini, murni untuk mengantisipasi
semakin kencangnya arus pergeseran nilai yang dengan kasat mata silih berganti
terjadi di negeri yang dulu dikenal religius ini. Regulasi sangat perlu
dikeluarkan oleh pemerintah daerah, namun bukan berarti kembali memunculkan
debat publik yang mengarah pada debat kusir (debat panjang lebar yang tak tentu
tujuan) tentang baik tidaknya mengeluarkan regulasi tentang Gemar Mengaji
tersebut, apalagi potensi di masyarakat telah banyak muncul, seperti TKA - TPA
dan pengajian kampung yang masih tersisa. Meski tak ada satu kebijakan pun yang
tanpa efek negatif, namun bukan masanya memperdebatkannya dengan mengandalkan
logika dan kepiawaian berbicara, jika menyangkut moral dan etika anak bangsa.
Banyak pengalaman yang memperlihatkan
beberapa dari orang penting negeri ini, menolak program perbaikan moral dengan
berbagai alasan yang masuk akal dan sesuai aturan hanya untuk popularitas
belaka dan sudah barang tentu melanggengkan kemaksiatan. Kita masih ingat
betapa besar tantangan terhadap UU Anti Pornografi dan Pornoaksi, sehingga yang
berlaku saat ini hanya bagian - bagian yang kurang dapat diukur penindakannya,
sehingga pornografi masih marak saja. Betapa tantangan kuat juga dialami
Menkominfo dalam memproteksi situs - situs porno di internet. Sosialisasi
pengajaran sex yang semakin vulgar pada generasi anak yang disertai berbagai
alasan para ahli, membuat kita hanya dengan tenang menerimanya.
Sudah waktunya eksekutif bersama legislatif berbuat untuk daerah ini
dengan mengeluarkan regulasi demi perbaikan moral, dengan mendukung Gemar
Mengaji. Program ini tidak hanya harus disosialisaikan oleh Kementerian Agama,
meskipun mereka memang sebagai institusi terdepan, tetapi semua pihak yang
masih merasa memunyai hati nurani dan penghargaan kepada agama. Aktifitas
sebagian besar masyarakat semakin hari akan disibukkan oleh urusan ekonomi,
politik, dan lainnya yang tentu saja mengarah kepada ditinggalkannya urusan
yang berkaitan dengan pengajian. Masyarakat modern adalah masyarakat yang
memunyai manajemen waktu, termasuk penyediaan waktu untuk berbuat kebajikan.
Luangkan waktu untuk khusus mendalami Kitabullah sebagai sumber dari segala
sumber hukum yang berlaku di dunia ini.
Mematikan TV paling lama dua jam sehari
harus menjadi kebiasaan yang mungkin satu dua hari sangat berpengaruh bagi
sebagai masyarakat yang telah terhipnotis oleh box yang satu itu. Apalagi
program TV saat ini di semua channel yang ada, sepertinya memang menempatkan
acara - acara unggulannya termasuk acara anak, pada jam Maghrib. Hal seperti
itu, tentunya menjadi salah satu kendala anak dalam gemar mengaji.
Meski Program Gemar Mengaji sudah ada,
namun sampai sekarang masyarakat belum melaksanakan dengan baik. Di Kampung
Ciawitali Rt 03/03 Desa Cisarua Kecamatan Nagrak yang berusia 0 – 6 tahun
dan 6 – 12 tahun dengan jumlah 65 orang
yang pantas untuk mengaji tetapi melanggarnya. Mereka lebih sering menonton TV
dari pada mengaji. Tentu ini bukan seutuhnya kesalahan anak. Mungkin
pembentukan kepribadian pada anak yang dilakukan orang tua kurang berhasil.
Atau mungkin lingkungan yang membawanya.
Banyak para orang tua di Kampung
Ciawitali dengan usia 60 tahun ke atas dengan jumlah 21 orang, merasa risih
dengan keadaan sekarang. Kini semakin sempit peluang untuk anak gemar dalam
mengaji. Banyak factor penyebab sehingga pembangunan dalam meningkatkan gemar
mengaji pada anak menjadi terhambat. Diantaranya :
1. Komunikasi tidak efektif
Ingat,
target berkomunikasi adalah memastikan bahwa pesan yang ingin di sampaikan
kepada penerima pesan diterima dengan benar. Tentu orang tua ingin agar anak
mengerti, menyukai dan melakukan apa - apa yang dipikirkan orangtua. Komunikasi
yang efektif juga bisa mengungkapkan kehangatan dan kasih sayang orang tua.
Seringkali orang tua lupa menyampaikan isi dari pesannya, tapi lebih banyak
merembet pada hal - hal yang sebenarnya di luar maksud utamanya.
Komunikasi
yang tidak efektif yang berjalan selama bertahun-tahun, pastinya akan berdampak
negatif pada pembentukan karakter anak. Padahal, salah satu fungsi komunikasi
adalah untuk mengenal diri sendiri dan orang lain. Bisa dipastikan pola seperti
itu akan membuat anak bingung dalam mengenali dirinya sendiri, orang tua dan
lingkungan. Kebingungan ini mengakibatkan dalam diri anak tidak tumbuh motivasi
kuat untuk berprestasi, karena mereka tidak tahu apa gunanya mereka mengaji.
2. Tak terbantahkan
Orangtua
yang tak terbantahkan membuat anak sulit mengemukakan pendapatnya. Bahkan,
sulit mengetahui potensi dirinya sendiri, apalagi mengoptimalkan potensinya.
Kecenderungan tak terbantahkan ini kalau berlanjut terus bisa menjurus pada
upaya memaksakan kehendak orangtua pada anak. Kalaupun akhirnya anak mengikuti
kehendak orangtuanya, ia akan menjalaninya dengan setengah hati. Bisa jadi,
hanya setahun dijalani, selanjutnya keluar karena bertentangan dengan
keinginannya. Jika seperti ini, bagaimana anak gemar mengaji. Yang ada anak
merusak nama orang tua dimata masyarakat atau pengajar karena sering bolos
mengaji.
3. Target tidak pas
Target
yang tidak pas, bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi dari kemampuannya.
Jangan sampai memaksakan anak. Akibat overaktivitas, banyak anak yang kemudian
mulai meninggalkan kegemaran mengajinya sebagai kegiatan yang seharusnya paling
utama. Di sinilah peranan orangtua sangat penting, jangan sampai terlalu
memaksa anak dengan harapan agar mereka dapat menerima segala yang
diperintahkan orang tua. Namun, sebaliknya sebaiknya anak perlu penanganan
khusus, karena mereka tidak cukup dengan target regular untuk anak lainnya.
Mereka membutuhkan tantangan lebih supaya potensinya teroptimalkan.
4. Lingkungan Sekitar Tidak Kondusif
Di lingkungan, orangtua juga terlalu sulit untuk
membatasi kebiasaan bermain anak dengan teman sebaya hingga lupa waktu,
meskipun para orangtua juga menyadari pengaruh buruk dari dari teman bermoral
jelek juga tidak mungkin dapat dihindari. Ibarat makan buah simalakama, bila
anak dikekang akan membuat anak stres. Bila dibiarkan membuat anak terlalu
rentan terhadap kebiasaan buruk teman-temannya.
Meski program gemar mengaji sudah ada
sejak dulu, jika fasilitasnya tidak mendukung atau tidak memungkinkan, mungkin
akan membuat anak merasa jenuh ataupun malas. Namun, jika misalnya dibangun
sebuah masjid yang layak, dekat dengan permukiman warga, dan pengajar yang bisa
mendidik anak dengan baik, mungkin program mengaji yang sudah ada sejak dulu
akan terlaksana dengan baik.
Tidak hanya itu. Sejak diadakannya
program gemar mengaji pada anak, di Kampung Ciawitali Rt 03 /03 Desa Cisarua
Kecamatan Nagrak, tidak pernah ada pembangunan masjid. Anak – anak hanya
mengandalkan satu majelis yang paling dekat dengan rumah – rumah warga.
Padahal, kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Setiap kali hujan besar,
pengajian diliburkan karena ruangan majelis tergenang air karena bocor.
2.5 Manfaat
Gemar Mengaji
Manfaat gemar mengaji untuk anak sangat banyak sekali.
Namun, agar anak memiliki karakter positif maka sangat dibutuhkan kepedulian
dan peran orang tua untuk menanamkan pengertian pada anak akan pentingnya
berbuat baik, mengikuti aturan, membedakan mana yang benar dan salah serta
berperilaku terpuji yang dikemas dalam bentuk penanaman nilai moral agama pada
anak. Masa kanak - kanak menjadi proses pembentukan diri bagi setiap manusia,
baik secara biologis, psikologis maupun sosiologis yang sangat signifikan bagi
tahap - tahap pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tahap ini juga
merupakan masa ketidakberdayaan anak, ketergantungan terhadap orang dewasa
sangat besar. Oleh karena sudah menjadi kewajiban orangtualah untuk melakukan
pengasuhan dan pembinaan terhadap anak, agar ia dapat berkembang secara optimal
sehingga menjadi generasi yang berkualitas dari segala aspek. Menanamkan nilai
moral dan keagamaan pada anak adalah salah satu tugas pokok yang harus dijalankan
oleh para orang tua pada anaknya.
Penanaman nilai moral agama sangat ini sangat penting
karena merupakan pondasi bagi kepribadian anak. Perlu dipahami bahwa anak
terlahir dibekali neuron (sel syaraf) dalam otaknya. Oleh sebab itu, pada masa
ini ia sangat memerlukan rangsangan pendidikan. Neuron-neuron yang tidak
mendapat rangsangan pendidikan akan musnah lewat proses alamiah, dan proses ini
berlangsung terus hingga remaja. Sangat disayangkan bila masa ini terlewatkan
begitu saja.
Dengan didikan keagamaan, nilai moral anak bisa
terbentuk. Keagamaan yang dilandasi dengan pengaruh – pengaruh positif lewat
pengajian. Gemar mengaji untuk anak sangat diperlukan untuk membentuk
kepribadian anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Tentu saja dukungan
orang tua menjadi faktor pendorong bagi anak.
Seiringin
zaman yang semakin berkembang, anak menjadi ikut terjun mengituti
perkembangan. Segalanya dilakukan untuk
memecahkan rasa ingin tahunya. Anak rela membantah orang tua, menipu orang tua,
bahkan sampai membunuh orang tua. Kini marak terjadi dimana – mana. Semua itu
terlepas dari didikan orang tua yang gagal pada anak.
Sebelum terlambat, orang
tua harus memberikan dorongan semangat pada anak agar anak tidak malas mengaji.
Namun, anak jadi gemar mengaji. Manfaat anak gemar mengaji sangat besar. Baik itu langsung maupun tidak langsung.
Manfaat itu seperti :
1. Menghambat anak dalam mengikuti pergaulan yang
berlebihan.
Ini
terbukti, jika anak gemar mengaji. Penanaman nilai dan norma agama yang
diberikan pengajar yang berkualitas yang mampu menghipnotis anak sehingga
memiliki akhlak yang baik. Anak akan diperkenalkan dengan adanya Surga dan
Neraka yang merupakan rumah sebenarnya umat islam. Pengajar akan memperkenalkan
betapa enaknya tinggal di Surga. Pengajar akan menjelaskan pula bagaimana cara
supaya bisa menghuni surga. Begitu pengajar akan memperkenalkan seramnya
tinggal di Neraka. Juga penjelasan –
penjelasan orang yang akan menjadi penghuni Neraka. Dengan seperti itu, anak
menjadi takut untuk melakukan kemaksiatan atau mengikuti pergaulan yang
berlebihan.
2. Memfilter pengaruh buruk
dari luar
Menanamkan nilai moral agama pada anak perlu
diberi porsi yang cukup agar kepribadiannya menjadi baik. Selain itu, anak juga
perlu dikenalkan dengan konsep diri yang positif serta kedisiplinan, karena ini
akan berimbas pada perilaku di masa remajanya. Terutama dalam hal bisa tidaknya
ia memandang dirinya secara positif serta ketaatan terhadap segala bentuk
aturan, adat istiadat dan budaya setempat tempat dimana ia hidup dan
berinteraksi dengan orang lain maupun lingkungannya. Dengan tertanamnya nilai
moral agama secara baik pada anak, anak akan mampu menfilter pengaruh buruk
dari luar. Mampu memilih hal yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan
sebagai seorang anak, mampu membedakan baik dan buruk, serta antara yang hak
dengan yang bukan haknya. Oleh karenanya, anak siap untuk di didik menjadi
generasi penerus bangsa yang dapat diharapkan perannya dalam pembangunan menuju
kebesaran dan kejayaan bangsa di kemudian hari.
3. Menjadi anak yang berbakti pada orang tua
Dengan
gemar mengaji, anak yang sudah terbiasa mendengar masukan – masukan keagamaan
akan senantiasa berbakti pada orang tua. Dalam mengaji, anak akan diperkenalkan
bahwa surga berada dibawah telapak kaki ibu. Selain itu, pengajar akan
memberikan larangan – larangan yang tidak boleh dilakukan. Salah satunya adalah
membantah orang tua.
4. Anak lancar dalam membaca Al – Qur’an
Hampir
setiap masjid yang mengadakan pengajian bagi anak di Kampung Ciawitali Rt 03/03
Desa Cisarua setiap harinya selalu membaca Al – Qur’an sebelum pengajaran yang
lebih. Tingkatan – tingkatan dilakukan oleh pengajar agar anak bisa mahir dalam
membaca Al – Qur’an. Sebelum anak membaca Al – Qur’an terlebih dahulu anak
mempelajari Iqro, dari satu sampai enam. Jika anak masih tidak lancar, pengajar
akan terus mengulang sehingga anak mahir membaca Al – Qur’an.
Kian maraknya fenomena radikalisasi
pemikiran dan gerakan agama serta fenomena dekadensi moral dan karakter bangsa
saat ini, karena masyarakat muslim terutama anak - anak dan remaja mulai enggan
mengaji dan mengkaji Al Qur'an di masjid, mushola atau surau. Meski terkesan
sederhana program Gemar Mengaji sangat potensial dapat mengubah moral etika
anak bangsa menjadi lebih baik, sejalan dengan program pembinaan karakter
bangsa oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Masyarakat Kampung Ciawitali yang berusia 60 tahun ke atas dengan jumlah
21 orang masih merasakan betapa syahdu
perasaan di masa dulu masih giat - giat pengajian selepas Maghrib. Anak-anak
belum mengenal tawuran, balapan liar, minuman keras, dan sex bebas, karena
mereka aktif bergelut dengan agama.
Tentu yang paling kita harapkan sebagai makhluk ciptaan-Nya adalah bahwa rahmat
dan hidayah-Nya tercurah pada kita semua, jika kita rajin membaca,
mendengarkan, dan mengaplikasikan ayat-ayat-Nya melalui Gemar Mengaji tersebut.
Melalui gemar mengaji pada anak,
lingkungan akan cenderung terjaga. Karena, banyak yang mengerti soal agama.
Tidak hanya itu, nama kampung akan harum di mata kampung lain. Misalnya dengan
perlombaan keagamaan yang dilakukan setiap satu tahun sekali.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari Makalah ini, dapat disimpulkan
akan pentingnya gemar mengaji pada anak. Anak bisa mengetahui mana yang benar
dan mana yang salah. Tidak hanya itu, anak bisa memilih mana yang baik dan mana
yang tidak baik. Namun, kepedulian akan anak baik itu disisi orang tua maupun
di lingkungan masyarakat sangat diperlukan akan anak gemar akan mengaji.
Melalui gemar mengaji, anak mampu
menjadi seseorang yang baik di masyarakat. Namun, sangat diperlukan kerjasama
yang baik antara anak dan orang tua, maupun anak dengan mesyarakat. Tidak hanya
itu, fasilitas yang baik dan pengajar yang berpendidikan pula sangat diperlukan
anak agar anak semangat dalam mengaji dan dapat mengaplikasikan di dalam
kehidupan sehari – hari.
Di Kampung Ciawitali Rt 03 / 03 Desa
Cisarua Kecamatan Nagrak, sampai sekarang belum ada pembangunan masjid yang
memadai. Pengajar yang berpendidikan pula masih belum tercipta. Padahal,
disadari atau tidak, gemar mengaji banyak menghasilkan manfaat positif bagi
anak, orang tua maupun lingkungan masyarakat. Jika seandainya anak baik dalam
mengaji anak akan menjadi patuh pada orang tua, sopan dan memiliki moral yang
baik.
Salah satu cara yang harus lebih
dulu dilakukan agar anak gemar mengaji adalah dengan menganggap pentingnya
mengaji pada anak. Baik itu di mata orang tua maupun di mata masyarakat,
Khususnya di Kampung Ciawitali Rt 03 / 03 Desa Cisarua Kecamatan Nagrak. Karena
dengan cara seperti itu, semangat anak yang menurun akan menjadi meningkat
karena anak menganggap dirinya diperhatikan. Dan hal – hal yang menghambat
proses pembangunan dalam mengaji akan sedikit berkurang. Karena factor
terpenting untuk anak adalah orang tua dan lingkungan masyarakat sekitar.
3.2 Saran
Di Kampung
Ciawitali Rt 03 / 03 Desa Cisarua Kecamatan Nagrak, sampai sekarang belum ada
pembangunan masjid yang memadai. Padahal, untuk mendorong semangat anak dalam
mengaji diperlukan fasilitas yang menurut anak menyenangkan bukan membahayakan.
Melalui pembangunan masjid yang dekat dengan rumah – rumah warga, dengan
kondisi yang baik akan mendorong semangat anak dalam mengaji. Apalagi di
Kampung Ciawitali sangat banyak anak kecil dengan usia yang memang usia mengaji
dan usia yang mudah diberikan pengajaran – pengajaran yang baik agar moral
dalam dirinya bisa baik. Karena usia 6 – 12 tahun masih mudah menerima hal –
hal yang diajarkan pada dirinya baik itu positif maun negative.
Dengan fasilitas dan pengajar yang
baik, mungkin tidak akan lengkap jika tidak ada simpati baik itu di mata orang
tua ataupun di mata masyarakat. Untuk menjadikan anak gemar mengaji, maka harus
ada dorongan di mata orang tua ataupun masyarakat bahwa pentingnya mengaji pada
anak. Karena, jika mengaji kurang penting di mata masyarakat maka semangat
mengaji pada anak otomatis akan menurun.
Oleh karena itu, agar anak gemar
dalam mengaji dan nilai moral dalam dirinya terbentuk dengan baik, maka
diperlukan suatu simpati baik dari orang tua maupun dari masyarakat sekitar
dengan menganggap bahwa mengaji pada anak sangatlah penting. Tidak hanya itu, pengajar
yang berpendidikan, masjid yang memadai dapat menjadi factor utama agar anak
gemar mengaji.
Dengan selesainya makalah ini, penyusun
menyarankan agar fasilitas yang mendukung anak menjadi gemar mengaji terpenuhi.
Tidak hanya itu, penyusun menyarankan agar simpati orang tua dan masyarakat
yang menganggap penting mengaji pada anak hendaklah ditumbuhkan. Agar semangat
anak dalam mengaji tidak menurun. Karena, bila dilihat dari manfaatnya, sangat
banyak. Baik itu disisi anak, orang tua, maupun lingkungan masyarakat.
Penyusun
yakin pasti ada kesalahan yang tidak penulis sadari. Untuk itu, penyusun
menyarankan untuk pembaca agar lebih teliti dalam membaca makalah ini.
3.3 Penutup
Alhamdulallahirabbil’alamin,
puji dan syukur penyusun panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat – Nya sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini mungkin tidaklah
sempurna karena penyusun hanyalah pelajar dan masih membutuhkan pengetahuan
baik tentang pengerjaan makalah ini maupun ilmu lainnya. Untuk itu, penyusun
meminta kritik dan sarannya demi perbaikan di masa yang akan datang.
Penyusun tak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Makalah ini.
Terutama kepada :
1. Yth. Drs. E. Suhendi sebagai Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Nagrak.
2. Yth. Bapak Somad sebagai Ketua Rt 03/03 Desa Cisarua Kecamatan
Nagrak.
3. Yth. Bapak Aep sebagai Ustadz di Masjid Al – Hidayah Kampung
Ciawitali Rt 03/03 Desa Cisarua Kecamatan Nagrak.
Pembaca yang terhormat,
tibalah pengerjaan makalah ini pada tahap akhir. Penyusun memohon maaf, bila
dalam makalah ini terdapat kata – kata yang kurang berkenan di hati pembaca dan
ada yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh para ahli maupun
ejaan yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan ( EYD ).
Sebagai manusia, penyusun
hanya bisa berusaha dan berdo’a mudah – mudahan pengerjaan makalah ini bisa
sempurna di mata pembaca dan bermanfaat bagi semua khususnya masyarakat Kampung
Ciawitali Rt 03 / 03 Desa Cisarua Kecamatan Nagrak. Dan mudah – mudahan, dalam
pengerjaan makalah selanjutnya penyusun dapat lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
2 komentar:
gmna cara editnya ini saya mau buatin adek makalah ttng manfaat dan keutamaan mengaji sperti yg di atas ini
mohon solusinya makssi sebelumnya
Posting Komentar