IV. AWAL BERSAMA


AWAL BERSAMA
          Pagi yang indah. Kabut putih masih menghalangi keindahan. Cahaya mentari belum nampak. Waktu menunjukkan pukul 06.30 WIB. Teman – teman sekelasku telah sibuk di dalam kelas mengerjakan tugas kimia segudang. Sedangkan Aku terdiam di depan ruangan pertamaku. Ruang Kimia, Menunggu K Deka.
          Ke khawatiran tampak jelas dalam raut wajahku, jika ada orang yang sengaja melihatku. Tanganku dingin. Terkadang Aku berjalan bolak – balik. Temanku menghampiri. “ Kenapa Ta, mondar mandir ? “.
          “ Ga, tungguin di sini ya  “.
          “ Kenapa gitu ?. Kimia belum kan “.
          “ Aku juga belum ey. Sebentar aja ko “.
          Temanku hanya tersenyum. Aku terdiam. Mataku masih lurus ke depan. Berharap sosok yang didamba ada didepan mata. Dari jauh terlihat, sosok yang Aku damba. Dengan memakai jaket, berjalan menuju ke arahku. Temanku heran. Seorang K Deka menghampiriku.
          “ De, maaf ya K telat. De nunggu lama ya ?”.
          “ Ga K, lumayan sih hehehe “.
          “ Nihh,, ini halamannya K tulis ko supaya ga pusing “.
           “ Makasih ya K. Oya mau sekalian ngomong apa K “.
          “ Engga deh, nanti aja. Kasihan temen De “.
          “ Owhh ya udah. Syta masuk ya K “.
          “ Ya, daaah “.
          Aku tersenyum begitu pun K Deka. Temanku memojok – mojokan Aku, namun, karena Aku melimpahkan ke kimia temanku sedikit lupa.
******
          “ Ko tadi ga jadi K ? “. Tanyaku pada K Deka lewat message.
          “ Tadi ada temen De, K malu “.
          Teman, Aku dan K Deka masih berkirim pesan. Hingga malam seakan cemburu. Suara nyanyian jangkrik sirna tak menemani malam. “ De, besok harus jadi pokoknya “.
          “ Emang mau bicara apa K?, Syta penasaran “.
          “ Liat aja nanti ya. Udah malam De, tidur “.
          “ Iya K. Syta tidur deh “.
          “ Iya, besok jadi ya setelah pulang sekolah “.
          “ Ok. Malam K “.
          “ Ya,, mimpi indah ya De “.
          Suasana hening. Mataku tertutup keindahan. Dalam hatiku masih bertanya apa yang sebenarnya akan K Deka katakan. Namun, akhirnya aku terlelap.
          “ Kukuruyyyyyyyuuuuuuukkkkk “. Terdengar kokok ayam jantan. Nampaknya ayam kesiangan. Biasanya ayam berkokok sebelum aku bangun. Namun, ini tidak seperti biasanya.
          Seperti biasa aku membantu ibuku menyiapkan sarapan untuk keluarga. Aku menyapu rumah agar terlihat asri. Ibu ku yang memasak terkadang becanda sedikit. Semuanya selesai. Aku dan anggota keluargaku makan bersama. Setelah itu, aku menggosok gigiku lalu berganti seragam sekolah.
          Aku pamit. Aku bergegas menuju jalan untuk memberhentikan angkot. Tak lama angkot berhenti. Aku naik dan duduk di sebelah kiri supir. Hati ku masih berdebar saat itu. “ Apa ya yang akan K Deka bicarakan, apa K Deka mau nembak aku ?”. Aku bertanya – tanya dalam hati.
          Sampai di sekolah Aku masih gundah. Hatiku masih berdebar. Tak lain hanya memikirkan Deka Putra Sajuri.
          Teman, kegembiraan Aku rasakan selama di sekolah. Aku begitu bahagia. Hari itu semua pelajaran masuk. Aku senang dengan semuanya. Dari mulai pagi sampai siang Aku merasa bahagia.
          “ Treeeeeeeengggggg….”. Bel tanda pelajaran terakhir telah usai. Semua siswa berhamburan keluar menuju gerbang. Termasuk Aku dan temanku. Saat itu suasana hati ku jelas – jelas berdebar. Karena pada siang ini Aku akan bertemu K Deka.
          Dari jauh Aku sudah melihat K Deka. Tampaknya K Deka sedang mencari ku. Aku mencoba menghindar dan bersembunyi agar K Deka tidak melihat.
          “ Ta, aku mau ke kamar mandi dulu, kamu tunggu sebentar saja ya. Ingat, jangan kemana – mana aku akan cepat kembali “. Sahabatku pergi tanpa mengetahui kalau Aku akan bertemu seseorang.
          “ Aduuuhhhh, ko aku jadi deg – degan gini ya, kenapa ya?”. Tanyaku dalam hati.
          “ Sytaaaa,, ….”. Panggil seorang perempuan berbadan gemuk berkulit putih. Dia temanku namun berbeda kelas.
          Aku melirik dan tersenyum. Dengan rasa senang Aku menghampirinya.
          “ Lama ya kita ga ketemu Ta ”.
          “ Ya begitu lah aku terlalu sibuk”. Jawabku sambil melirik ke kiri dan ke kanan.
          “ Kamu kenapa Sa”.
          “ Ga, aku sedang………………………….”. Tanpa meneruskan perkataanku, Aku bergegas pergi karena melihat Deka. “ Maaf aku harus pergi”. Teriak ku.
          Temanku hanya bisa melihatku sambil kebingungan. Aku pergi ke belakang perpustakaan. Karena aku yakin itu tempat yang aman. Setelah terasa aman aku keluar. Dengan nafas engas – engos namun mencoba untuk tenang. Aku bermaksud untuk kembali menunggu temanku. Tapi, alangkah terkejutnya, ternyata yang ada di depanku adalah K Deka. Dengan nada malu aku menemui K Deka.
          “ Kenapa???,, Tadi K mau nyamperin ko malah lari???”. Tanya K Deka keheranan.
          “ Ya,, tadi Syta nyari temen dulu”.
          “ Owh,, ya udah K mau ngasih sesuatu buat De. Tapi De janji ya mau nerima nya!”.
          “ Emang apa K ???”.
          “ Ya, nanti K kasih tau. Tapi De janji dulu mau nerima”.
          “ Kalau ga diterima kenapa, kalau diterima kenapa???”. Tanyaku keheranan.
          “ Ya,, Kalau De nerima berarti De mau jadi pacar K, ya kalau engga berarti sebaliknya”.
          Teman, begitu tersentak hatiku. Padahal baru seminggu aku dekat dengan K Deka. Aku terdiam sejenek. Awalnya aku bingung. K Deka laki – laki pertama yang menyatakan perasaan nya secara langsung. Aku pun menyayangi K Deka.
          Dengan nada bergetar, Aku tersenyum. “ Ya K, Syta mau”.
          Aku dan K Deka tersenyum. K Deka memandang mataku. Aku menunduk, hatiku bergetar seakan di sambar panah cinta yang sangat aku harapkan.
          “ K, Syta mau pulang ya, K juga mau Pengayaan kan???,, entar terlambat”.
          “ Ya udah, hati – hati ya “
          Aku tersenyum. Bergegas aku meninggalkan K Deka. Aku memegang dadaku. Terlihat dari raut mukaku, dari langkah kakiku, aku jelas begitu bahagia. “ Aku pacaran sama K Deka ?. Semoga langgeng Ya Allah “. Pintaku dalam hati.

0 komentar:

Posting Komentar