AWAL BERSAMA
Pagi yang indah. Kabut putih masih
menghalangi keindahan. Cahaya mentari belum nampak. Waktu menunjukkan pukul
06.30 WIB. Teman – teman sekelasku telah sibuk di dalam kelas mengerjakan tugas
kimia segudang. Sedangkan Aku terdiam di depan ruangan pertamaku. Ruang Kimia, Menunggu
K Deka.
Ke khawatiran tampak jelas dalam raut
wajahku, jika ada orang yang sengaja melihatku. Tanganku dingin. Terkadang Aku
berjalan bolak – balik. Temanku menghampiri. “ Kenapa Ta, mondar mandir ? “.
“ Ga, tungguin di sini ya “.
“ Kenapa gitu ?. Kimia belum kan “.
“ Aku juga belum ey. Sebentar aja ko
“.
Temanku hanya tersenyum. Aku terdiam.
Mataku masih lurus ke depan. Berharap sosok yang didamba ada didepan mata. Dari
jauh terlihat, sosok yang Aku damba. Dengan memakai jaket, berjalan menuju ke
arahku. Temanku heran. Seorang K Deka menghampiriku.
“ De, maaf ya K telat. De nunggu lama
ya ?”.
“ Ga K, lumayan sih hehehe “.
“ Nihh,, ini halamannya K tulis ko
supaya ga pusing “.
“ Makasih ya K. Oya mau sekalian ngomong apa K
“.
“ Engga deh, nanti aja. Kasihan temen
De “.
“ Owhh ya udah. Syta masuk ya K “.
“ Ya, daaah “.
Aku tersenyum begitu pun K Deka.
Temanku memojok – mojokan Aku, namun, karena Aku melimpahkan ke kimia temanku
sedikit lupa.
******
“
Ko tadi ga jadi K ? “. Tanyaku pada K Deka lewat message.
“ Tadi ada temen De,
K malu “.
Teman, Aku dan K Deka masih berkirim
pesan. Hingga malam seakan cemburu. Suara nyanyian jangkrik sirna tak menemani
malam. “ De, besok harus jadi pokoknya “.
“
Emang mau bicara apa K?, Syta penasaran “.
“ Liat aja nanti ya.
Udah malam De, tidur “.
“ Iya K. Syta tidur
deh “.
“ Iya, besok jadi ya
setelah pulang sekolah “.
“ Ok. Malam K “.
“ Ya,, mimpi indah ya
De “.
Suasana hening. Mataku tertutup
keindahan. Dalam hatiku masih bertanya apa yang sebenarnya akan K Deka katakan.
Namun, akhirnya aku terlelap.
“ Kukuruyyyyyyyuuuuuuukkkkk “.
Terdengar kokok ayam jantan. Nampaknya ayam kesiangan. Biasanya ayam berkokok
sebelum aku bangun. Namun, ini tidak seperti biasanya.
Seperti biasa aku membantu ibuku
menyiapkan sarapan untuk keluarga. Aku menyapu rumah agar terlihat asri. Ibu ku
yang memasak terkadang becanda sedikit. Semuanya selesai. Aku dan anggota
keluargaku makan bersama. Setelah itu, aku menggosok gigiku lalu berganti
seragam sekolah.
Aku pamit. Aku bergegas menuju jalan
untuk memberhentikan angkot. Tak lama angkot berhenti. Aku naik dan duduk di
sebelah kiri supir. Hati ku masih berdebar saat itu. “ Apa ya yang akan K Deka
bicarakan, apa K Deka mau nembak aku ?”. Aku bertanya – tanya dalam hati.
Sampai di sekolah Aku masih gundah.
Hatiku masih berdebar. Tak lain hanya memikirkan Deka Putra Sajuri.
Teman, kegembiraan Aku rasakan selama
di sekolah. Aku begitu bahagia. Hari itu semua pelajaran masuk. Aku senang
dengan semuanya. Dari mulai pagi sampai siang Aku merasa bahagia.
“ Treeeeeeeengggggg….”. Bel tanda pelajaran
terakhir telah usai. Semua siswa berhamburan keluar menuju gerbang. Termasuk Aku
dan temanku. Saat itu suasana hati ku jelas – jelas berdebar. Karena pada siang
ini Aku akan bertemu K Deka.
Dari jauh Aku sudah melihat K Deka.
Tampaknya K Deka sedang mencari ku. Aku mencoba menghindar dan bersembunyi agar
K Deka tidak melihat.
“ Ta, aku mau ke kamar mandi dulu,
kamu tunggu sebentar saja ya. Ingat, jangan kemana – mana aku akan cepat
kembali “. Sahabatku pergi tanpa mengetahui kalau Aku akan bertemu seseorang.
“ Aduuuhhhh, ko aku jadi deg – degan
gini ya, kenapa ya?”. Tanyaku dalam hati.
“ Sytaaaa,, ….”. Panggil seorang
perempuan berbadan gemuk berkulit putih. Dia temanku namun berbeda kelas.
Aku melirik dan tersenyum. Dengan rasa
senang Aku menghampirinya.
“ Lama ya kita ga ketemu Ta ”.
“ Ya begitu lah aku terlalu sibuk”.
Jawabku sambil melirik ke kiri dan ke kanan.
“ Kamu kenapa Sa”.
“ Ga, aku sedang………………………….”. Tanpa
meneruskan perkataanku, Aku bergegas pergi karena melihat Deka. “ Maaf aku
harus pergi”. Teriak ku.
Temanku hanya bisa melihatku sambil
kebingungan. Aku pergi ke belakang perpustakaan. Karena aku yakin itu tempat yang
aman. Setelah terasa aman aku keluar. Dengan nafas engas – engos namun mencoba
untuk tenang. Aku bermaksud untuk kembali menunggu temanku. Tapi, alangkah
terkejutnya, ternyata yang ada di depanku adalah K Deka. Dengan nada malu aku
menemui K Deka.
“ Kenapa???,, Tadi K mau nyamperin ko
malah lari???”. Tanya K Deka keheranan.
“ Ya,, tadi Syta nyari temen dulu”.
“ Owh,, ya udah K mau ngasih sesuatu
buat De. Tapi De janji ya mau nerima nya!”.
“ Emang apa K ???”.
“ Ya, nanti K kasih tau. Tapi De janji
dulu mau nerima”.
“ Kalau ga diterima kenapa, kalau diterima
kenapa???”. Tanyaku keheranan.
“ Ya,, Kalau De nerima berarti De mau
jadi pacar K, ya kalau engga berarti sebaliknya”.
Teman, begitu tersentak hatiku.
Padahal baru seminggu aku dekat dengan K Deka. Aku terdiam sejenek. Awalnya aku
bingung. K Deka laki – laki pertama yang menyatakan perasaan nya secara
langsung. Aku pun menyayangi K Deka.
Dengan nada bergetar, Aku tersenyum. “
Ya K, Syta mau”.
Aku dan K Deka tersenyum. K Deka
memandang mataku. Aku menunduk, hatiku bergetar seakan di sambar panah cinta
yang sangat aku harapkan.
“ K, Syta mau pulang ya, K juga mau
Pengayaan kan???,, entar terlambat”.
“ Ya udah, hati – hati ya “
Aku tersenyum. Bergegas aku
meninggalkan K Deka. Aku memegang dadaku. Terlihat dari raut mukaku, dari
langkah kakiku, aku jelas begitu bahagia. “ Aku pacaran sama K Deka ?. Semoga
langgeng Ya Allah “. Pintaku dalam hati.
0 komentar:
Posting Komentar