Saat Cinta Membara

Saat Cinta Membara

Saat cinta membara, uluran tangan yang menelaah arti kehidupan. Pancaran sinar mentari yang menghangatkan semua makhluk terpancar pada pagi menjelang siang di pagi itu. Cahaya nya yang mampu menerobos jendela kamar seorang gadis yang pagi itu sedang bersujud menciumi sejadah merah miliknya. Nampaknya, dia telah selesai melaksanakan shalat duha. Air matanya jatuh membasahi sejadah merah miliknya. Perlahan dia angkat kepalanya lalu dia tundukkan lagi.
          “ Kenapa dengan aku ???”. Jeritnya dalam hati.
          Syakila nama gadis itu. Nama yang sangat dia suka. Dia selalu menulis namanya dimana pun dia mau. Di bajunya, di tembok kamarnya, di jendela kamarnya, di bukunya, bahkan laptop yang dia punya tak jauh dari nama Syakila. Dimana – mana selalu Syakila “ Anugerah “ itulah kata – kata yang dikeluarkan saat ada temannya yang mengkritik perbuatannya.
          Keceriaan Syakila pada pagi itu tak Nampak. Gadis yang satu tahun lagi sudah bisa ikut pemilu itu hanya menundukkan kepalanya. “ Apa yang aku lakukan?. Aku menyerah gitu saja?. Ga, aku Syakila yang ga gampang nyerah. Aku ga boleh nyerah “. Seraya di angkatlah kepalanya dan di angkatlah tangannya.
          “ Ya Allah, Engkau maha pembolak – bolik hati semua hambamu. Hamba tau Ya Allah engkau yang telah membukakan hati hamba yang telah lama hamba tutup. Dan hamba tau Ya Allah, engkau sangat menyayangi hamba, hingga engkau jauhkan hamba dengan dia. Ya Allah, jika engkau berkenan izin kan hamba untuk bisa Ta’arufan. Kalaupun seorang wanita telah menusuk hati kecilnya. Hamba ingin merasakan sesuatu yang belum pernah hamba rasakan sebelumnya. Hamba ingin di cintai oleh orang yang hamba cintai pula. Indahkah rasanya???. Namun kejadian ketika hamba menerima pesan darinya, begitu merobek hati hamba. Apakah ini yang namanya cemburu???. Ya Allah, yang dia tau hamba adalah wanita yang dia anggap sebagai wanita yang enak di ajak bicara. Dia hanya menganggap hamba sebagai adiknya saja mungkin ga lebih. Awalnya hamba ikhlas Ya allah,, tapi, semakin semakin dia jatuhkan perhatiannya. Hati hamba menjadi berbeda. Hingga kini, hamba tak mengerti apa yang harus hamba lakukan. Ya allah, hamba mohon kuatkanlah hamba. Amin.
          Syakila mengusap mukanya. Air matanya yang membasahi mukenanya dia hapus. Begitulah syakila yang kini sedang  jatuh cinta. Gadis yang kini sekolah menengah atas ( SMA ) selalu negatif thinking ketika memikirkan seseorang yang dia cinta. Namun nampaknya semua yang Syakila fikirkan telah terjadi. Syakila hanya menangis memandangi pesan di inbox Hpnya. Kha_Dika nama pengirimnya yang terpampang di pesannya. Seorang laki – laki berhidung mancung, tinggi, pintar dan berkulit manis telah menggoyahkan hati Syakila. Membuka hati yang telah lama dia tutup. Satu sekolah dengannya. Namun, lebih muda Syakila. Hanya berbeda satu tahun. Akhir – akhir ini mereka sering bersama. Dika ada saat syakila membutuhkannya. Mungkin karena itu Syakila menyukai Dika.
          “ Kalau tau gini, Kha ga usah curhat lagi ke Kila. Kila jadi sakit hati kan “. Ngomelnya saat dia liat inbox dari Dika. Syakila
          “ Jangan sms ke no ini lagi !!! “. Di tekannya tombol send. Tak lama setelah itu, laporan pengiriman pun terlihat. Begitu menyesalnya Syakila “ Aduh,, kenapa aku harus kirim gitu ya??? Nanti kalau Kha Dika marah gimana???”. Syakila memandangi Hpnya. Tiba – tiba Hp nya berbunyi. Pesan dari Kha_Dika terlihat pengirim pesan di layar Hpnya. “ Kha Dika???, aduhh… apa ya jawabannya???”. Perlahan Syakila membuka pesan yang baru saja Dika kirim. “ Ko Kila jadi galak gitu??? Kila mau gitu aja sama Kha???”. Tulisan pesan dari Dika yang membuat Syakila deg – degan. “ Apa yang harus Kila lakukan sekarang?. Kalau Kila minta maaf Kila ga bakalan bisa lupain Kha Dika. Apa ya balasannya???”.
          Syakila merenung. Di tatapnya Hp dan membalingkan mukanya. “ Kenapa aku harus jatuh cinta pada Kha Dika???”. Sesalnya dalam hati. Syakila memeluk Hpnya. Berfikir apa yang harus dia katakan pada Dika, cowo kakak kelas yang dia suka. Syakila tidak mau bertindak gegabah. Dia memikirkan apa yang harus dia lakukan. Bolak – balik berfikir dan berkali – kali memikirkan apa yang harus dia katakana pada Dika.
          “ Ga ko Kha,, tadi Kila Cuma salah kirim. Emhhh,, maaf aja Kha. Udah ya Kha jangan balas lagi Kila mau ke luar. Hpnya ga bakalan Kila bawa “. Terlihat tulisan balasan untuk Dika. Di tekannya tombol send. Setelah terlihat laporan pengiriman, Syakila meninggalkan Hpnya dan peri tanpa membawa Hpnya.
          Angin senja yang membuat bulu kuduk naik. Dingin dan sangat dingin berbeda dengan biasanya. Burung yang bergerombol menghiasi langit senja itu. Syakila duduk di bangku kayu depan rumahnya. Gemilang cahaya keindahan dari ruat mukanya tak terlihat. Hanya luka yang dalam yang kini terasa. “ Huhh,, Kha Dika ko ga sms Kila ya. Huhhh, sekarang udah ada cewe yang Kha Dika suka. Aku…… senang atau engga ya???. Kata Kha Dika Kila adiknya. Hanya adik ga lebih. Apa Kila harus ungkapin ya kalau Kila suka Kha Dika. Aduh, gimana ya. Tapi iya juga sih dari pada Kila pendem sendiri. Nanti malam deh males sekarang “. Syakila menutup Hp nya. Dia menyaksikan keindahan burung dan warna warni langit senja.

Merpati adalah burung yang kusuka
Namun sekarang aku tak melihat merpati
Kemana dia?
Aku sendiri tak tau
Merpati sangat kudamba
Namun merpati tak pernah mengerti
Aku berharap nanti esok kan tiba saatnya
Saat merpati sambut hati ku
Sambut perasaanku
Merpati kapan mengerti?
          Menulis puisi adalah salah satu hoby Syakila. Perasaan nya selalu dia tuangkan pada tulisan. Merpati adalah nama samaran untuk Dika yang selalu dia suka.
          Buku – buku tebal tampak terlihat. Syakila membacanya satu persatu, dengan di temani makanan dengan rasa asin. Dari magrib sampai malam. Syakila tak lepas dari buku – bukunya. Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB. Syakila membereskan bukunya dan menyimpannya di meja belajar. Lalu diambillah Hpnya dan di buka sebuah pesan dari seorang kakak kelas yang berbeda jurusan. Kha_Erik terlihat di layar Hp Syakila. Kila terperanjat kaget. Karena yang Syakila kenal, Erik adalah laki – laki cuek. Dulu Kila yang pertama sms Erik. Namun, karena Erik terlalu cuek Syakila mencoba untuk tidak menghubunginya lagi. Dan hasilnya berhasil.
          Syakila membalas dengan penus senyuman. Rasanya begitu bahagia. Matanya tak lepas dari layar Hp yang Syakila pegang. “ Aduh,, kriteria cewe yang Kha Erik suka susah banget. Hahhhh,, harapanku musnah deh ( Hehehe ) “. Syakila berfikir sejenak saat melihat balasan dari Erik. Kriteria cewe yang Erik suka. Tapi Syakila mencoba untuk tidak berharap. Hingga akhirnya Syakila melupakan pembahasan itu dan berganti topik.
          “ Ya, kalau menurut Kha sih mending Kila ungkapin lah gimana perasaan Kila ke dia. Dia juga pasti ngerti ko. Dari pada Kila pendem sendiri “.
          Itulah balasan Erik saat Syakila curhat mengenai Dika. Tanpa menyebutkan namanya. Syakila berfikir sejenak. Lalu di tulislah pesan baru dan di kirimkan pada Dika. “ Syakila sayang Kha Dika “. Satu kalimat yang memiliki arti yang penting untuk Kila. Malam telah larut. Syakila yakin Dika telah tidur di temani mimpi indahnya. Syakila hanya terdiam menunggu dan menunggu datangnya sang fajar. Ingin lekas bertemu dan meminta kepastian.
          “ Kukkkuruyyyyyuuuuuuuuukkkkkkkk “. Terdengar suara kokok ayam jantan milik Syakila. Syakila telah bangun dan sedang menunggu datangnya subuh.
          “ Aku tak bisa luluhkan hatimu. Aku tak bisa mnyentuh cintamu. Seiring jejak kaki ku mendekat. Aku telah terpaut oleh cintamu. Menelusuk hariku dengan harapan namun kamu tak menegerti. Sepenuhnya aku ingin memelukmu mendekap penuh harapan untuk mencintaimu. Setulusnya aku akan selalu menunggu menanti sebuah jawaban untuk memilikimu. Betapa luluhnya rindu menusuk jiwaku. Semoga kau tau isi hatiku. Seiring waktu yang terus berputar, aku masih terhanyut dalam mimpi indahku ingin memilikimu “.
          Terlihat tulisan dalam buku kecil yang penuh dengan puisi – puisi yang Kila ungkapkan untuk Dika. Semua orang tak tau kalau Kila menyukai Dika. Bahkan sahabatnya pun tak tau. Kila sengaja menyimpan semua perasaan nya pada Dika. Hingga tak ada seorang pun tak tau.
          Kila mencoba lupakan perasaan itu. Namun, semakin Kila melupakan, semakin besar rasa yang tercipta. Kila sangat berharap Dika pun menyukainya. Karena sosok perhatian yang Dika berikan membuat Kila semakin berharap.
          Tak terasa waktu untuk berangkat sekolah tiba sudah. Kila pamitan, mengambil tas lalu berangkat meninggalkan rumah.
          Banyak sekali kegiatan – kegiatan yang Kila jalani pada hari itu. Selain Kila mempunyai tugas untuk menata letak Buletin Sekolah, juga banyak lagi tugas – tugas yang membebani hari – hari Kila.
          Tak terbayang nama ataupun sosok Dika pada hari itu. Fikiran Kila di fokuskan pada tugas – tugasnya. Perasaan berkelumut mengelilingi menyelimuti hati Kila.
          “ Sibuk “. Teriak cowo berhidung mancung dan berkulit manis. Kila mengenali suara itu. “ Kha Dika “. Jerit Kila dalam hati. Ingin menengoknya, becanda dengannya namun Kila sudah di tunggu seseorang. Kila mengacuhkan Dika. Entah apa yang Dika rasakan. Kila sendiri tak tau. Dia merasa Dika biasa – biasa saja. Karena Dika tak ada sedikit pun rasa untuk dirinya. Perasaan Kila berkecamuk. Sedih dan tersiksa dengan perasaannya.
          Tak terasa semua kegiatan sekolah selesai sudah. Namun, tidak untuk Kila. Dia masih harus mengerjakan satu tugas lagi. Kumpul bersama untuk membahas tulisan. Kila menuju ruangan, namun dia teringat sesuatu tentang sahabatnya. kila memotong perjalanan dan menuju Gerbang sekolah mencari sahabatnya.
          Hujan yang cukup turun deras, tidak di rasaka Kila. Dia masih mencari dan mencari sahabatnya. “ Yun…. “. Teriak Kila saat melihat sosok cewe berbadan lebih dari pada Kila. Kila bergegas menghampiri, dan menyodorkan sebuah buku bersampul cokelat.
          “ Makasih Yun, maaf telat Kila lupa “.
          “ ya ga apa – apa La, loh ko belum pulang? “.
          “ Ya mau kumpul bentar. Ya udah Yun takut telat masuk “.
          “ Ya, makasih ya bukunya “.
          “ Ya “. Teriak Kila halus sambil meninggalkan sahabatnya. Tiba – tiba jantung Kila berdebar kencang. Terlihat sosok cowo dengan switer hijau sedang berdiri. Kila melihatnya. Dan kila tau cowo itu pun sama meluhatnya. Dika cowo yang Kila suka kini ada di depannya. Kila tersenyum, terbalas senyum Kila.
          “ Aduhh, orang sibuk “. Ejeknya.
          Kila hanya tersenyum, tak tau harus berkata apa. Kila malu karena ungkapan perasaan saat malam itu membuat Kila merasa malu pada Dika.
          “ Kila sekarang sibuk ya “. Ejeknya lagi.
          “ Apaan sih Kha Dika, oya salam dulu “. Akrab Kila.
          Dika tersenyum menyodorkan tangan kanannya dan di balal oleh Kila. “ Sekarang mau salaman juga susah ya, gara – gara Kila kesibukan “. Celah Dika saat selesai bersalaman.
          “ Ya, Kila malu ah sama Kha Dika. Ya udah Kha, Kila mau masuk ruangan dulu ya “.
          “ Ya “.
          “ Oya Kha, pesan Kila waktu malam banget itu nyampe ga ??? “.
          “ Nyampe ko “.
          Kila merasa sakit, karena Dika tak membahasnya. Kila permisi dan pergi meninggalkan Dika. Kila bisa mengambil kesimpulan akan sikap Dika. Kalau Dika memang benar – benar tak menyukainya.
          “ Aku harus melupakan Kha Dika “., jeritnya dalam hati. Kila sedih dan sangat merasa tersiksa. Mencoba melupakan seseorang yang telah menusuk hatinya. Namun, Kila telah menyadari semua melalui sikap Dika. Kila menyentuh dadanya, mengusapnya dan menutup matanya sejenak. Masuk ruangan dan duduk menyendiri dengan fikiran masih pada Dika.
          “ Makasih ya Kha, sudah perhatian ke Kila. Kila sudah sayang sama Kha. Kini, di saat cinta membara, Kila tau perasaan Kha pada Kila. Seakan hati ini telah rusak Kha. Maafin Kila ya Kha sudah berharap pada Kha. Kila janji bakalan cari seseorang yang lebih baik dari Kha, yang sayang Kila apa adanya, tanpa harus menunggu dan menunggu Kha “. Kila tersadar akan lamunannya. Kila membuka tasnya dan menatap sebuah hiasan pembatas buku yang ingin Kila berikan pada Dika. Di sun nya dan di masukan kembali “ Selamat tinggal Kha Dika “. Jelas Kila seraya memasukkan hiasan buku yang tadinya akan Kila berikan pada Dika.
         

0 komentar:

Posting Komentar