Harus Apa aku??


Harus Apa aku??
Dunia ini seakan sempit ku rasa. Aku bimbang dengan masa depan yang akan segera aku lalui. Dua minggu lagi aku akan menghadapi Ujian Nasional. setelah itu, aku tak tau apa yang harus aku lakukan.
Ayahku seorang PNS yang kini menjabat sebagai Kepala Sekolah SD Negeri Babakan. Beliau begitu bijaksana mengarahkanku. Tapi, aku tidak setuju dengan arahannya yang sekarang. Beliau menyuruhku untuk menunda kuliahku. Aku tidak bisa. Karena tujuan hidupku setelah menyelesaikan SMA adalah melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri ( PTN ). Namun, nasib berkata lain.
Ayahku melanjutkan sekolahnya ke S2. Jurusan manajemen. Beliau akan lulus tahun 2014 mendatang. Kanyataan itu membawa ayahku bingung dengan pilihanku yang ingin melanjutkan ke PTN. Beliau harus mengeluarkan banyak biaya agar bisa lulus. Sedang aku pun sama. Apalagi, ibuku hanya seorang Ibu Rumah Tangga.
Februari lalu pernah aku mencoba untuk mengikuti program kuliah gratis. Bidikmisi. Namun,aku gagal. Seorang anak PNS tidak selayaknya mendapatkan SKTM ( Surat Keterangan Tidak Mampu ). Padahal untuk mengikuti program tersebut, aku harus memiliki SKTM. Aku masih ingat saat aku dengan percaya diri mengantarkan langkahku menuju Juru Tulis Desa. Hatiku yakin kalau aku bisa kuliah. Tapi, ternyata Juru Tulis menolak. Beliau meminta maaf dengan keputusannya. Karena begitulah seharusnya. Anak PNS tidak selayaknya mendapatkan SKTM. Masih banyak orang yang lebih membutuhkan daripada aku.
Terkadang aku berfikir tentang mereka yang bisa kuliah gratis tapi menyia – nyiakan. Pemerintah memberikan kebijakan kepada pemuda – pamudi bangsa untuk bisa belajar tanpa biaya agar menjadi bangsa yang cerdas dan dapat merubah Negara menjadi lebih baik. Tapi ternyata, Pemerintah tidak memberikannya padaku.
Aku bercita – cita melanjutkan ke PTN karena menurutku berpeluang lumayan aku bisa menggapai cita – citaku yang setinggi langit. Mentri Keuangan Republik Indonesia. Aku akan memperjuangkan masa depanku. Meski aku tak tahu bagaimana caranya. Aku tau keahlianku dalam bidang ekonomi. Tapi, aku tau kemampuanku akan hilang jika aku tidak mengembangkannya.
Aku ingin kuliah. Tapi, bagaimana dengan keluargaku. Aku sadar, meski ayahku seorang PNS tapi tidak semewah yang orang bayangkan. Aku pernah terdiam melihat kondisi ekonomi keluargaku ketika sedang terpuruk. Begitu banyak dana yang harus ayahku keluarkan pada detik – detik terakhir aku di SMA, juga biaya kuliah ayahku. Ibuku terlihat menyesal dengan keadaan ekonomi keluargaku. Aku menangis. Dan tiba – tiba dalam bayangku hanya ada kalimat, “ pantaskah aku kuliah???. Di SMA saja seperti ini, apalagi di PTN?? “.

0 komentar:

Posting Komentar