Peradaban Lembah Sungai Kuning


PERADABAN CINA
Pada perang saudara terakhir di Cina, perang ini berakhir dengan jalan buntu dan mengakibatkan adanya dua negara yang memiliki dua nama Cina yaitu Republik Rakyat Cina - yang lebih umum dikenal sebagai Cina dan pemerintahnya berkuasa atas Cina daratan, Hong Kong, serta Makau; yang kedua adalah Republik Cina (ROC) - yang lebih umum dikenal sebagai "Taiwan", dan pemerintahnya berkuasa atas Pulau Taiwan dan pulau-pulau disekelilingnya. Namun banyak negara lainnya berpendapat bahwa secara resmi daerah yang diperintah oleh Taiwan merupakan bagian dari Republik Rakyat Cina.
Cina merupakan peradaban tertua di dunia yang masih ada hingga kini. Cina memiliki sistem penulisan yang konsisten sejak dahulu dan masih digunakan hingga kini. Banyak penemuan-penemuan penting bersumber dari peradaban Cina kuno, seperti kertas, kompas, serbuk mesiu, dan materi-materi cetak.
Dokumen tertua yang mencatat istilah "cina" di Nusantara adalah inskripsi (tulisan) pada lempeng tembaga Bungur A berangka tahun 860 M. Prasasti ini menyebut tentang juru cina sebagai orang yang bertugas mengurus pedagang/pemukim dari Cina. Dapat diduga, istilah ini dipinjam dari kata bahasa Sanskerta, Cīna (चीन), yang sudah dipakai untuk daerah Tiongkok paling tidak sejak 150 M. Teori Martin Martini menyebutkan bahwa nama Sanskerta ini mengambil dari dinasti Qin (, dibaca seperti tchin, IPA: tɕʰǐn) yang berkuasa (221 – 206 BC) atau dari nama salah satu kerajaan Cina di era dinasti Zhou bernama sama.
Nama modern "Zhongguo" pertama kali digunakan dalam Kitab Hikayat (Abad 6 SM), dan digunakan untuk menamakan salah satu Dinasti Zhou yang telah silam, Zhongguo (中國 atau 中国) dalam bahasa Tionghoa. Karakter zhōng () berarti "tengah" atau "pusat", sementara guó ( atau ) berarti "kerajaan" atau "negara". Dalam penggunaan umum bahasa Inggris, para ekspatriat menerjemahkannya sebagai "Kerajaan Tengah", tapi kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "Kerajaan Pusat". Penamaan ini terkait dengan artinya dimana mereka percaya bahwa mereka adalah "pusat dari peradaban", sementara orang-orang lainnya dalam empat daerah yang berbeda dinamakan Yi Timur, Man Selatan, Rong Barat dan Di Timur sesuai daerahnya. Namun ada beberapa catatan lain yang menyatakan bahwa "Zhongguo" aslinya ditujukan untuk ibukota dari kerajaan, sebagai pembeda dari kota-kota lainnya yang "dilindungi" oleh kerajaan  Penggunaan "Zhongguo" juga merupakan pengesahan secara politik dimana "Zhongguo" sering digunakan oleh negara-negara bagian yang melihat dirinya sebagai penerus sah satu-satunya dari dinasti sebelumnya; sebagai contoh dalam era Dinasi Song Barat, baik Dinasti Jin dan Dinasi Song Barat mengaku sebagai "Zhongguo".
Zhongguo—"中国" resmi digunakan sebagai singkatan untuk Zhonghua Renmin Minguo—"华人民共和国" (Republik Rakyat Cina) setelah didirikannya pemerintahan komunis di tahun 1949.
Peradaban Cina memiliki warna bagi perkembangan Indonesia. Pada masa pemerintahan Dinasti Tang dan Sung, bangsa Indonesia beberapa kali mengirimkan beberapa utusan ke Cina.

 





Karya terbesar peradaban cina adalah tembok besar cina ( The Great Wall of China ). Bangunan ini di buat untuk membendung serangan dari bangsa Hum di Utara. Tembok ini memiliki panjang 2.430 km, lebar 8 m, tinggi kira – kira 16 m. tembok besar Cina di bangu pada masa Dinasti Chin di bawah Kaisar Shin Huang Ti. Di bawah Kaisar ini, wilayah kekuasaan cina sangat luas. Cina mengalami kejayaan pada masa Dinasti Han yang berhasil mempersatukan Cina. Pada masa Dinasti Han ini juga telah di temukan Kertas.
Peradaban Cina Kuno, muncul dan berkembang Di Daerah sungai Huang Ho ( sungai kuning ) dang Sungai Yang Tse. Sungai ini menjadikan daerah sekitar nya subur sehingga sektor pertanian berkembang.
Berikut penjelasan mengenai Sungai Huang Ho ( Sungai Kuning ) dan serba – serbi bangsa Han.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVzXmfd7_7srf7fa-iU9c4ShfoKnMahMO5NLfwXIjVROyAPZhwlDDVFNMsoYUcLwNxXbdtTsa2YJNij7EgcclADKUCMsJRBCuWs1f2GeVIC-6EFY7s948kmIJREPJgVPk2eU9YAgSUGeAL/s200/tembok+cina.jpg 











Sejak masa purba sampai sekarang, peradaban Cina ini mampu bertahan dan terus berkembang di negeri Cina. Sebagaimana peradaban-peradaban kuno yang lain, peradaban Cina ini berkembang di sekitar lembah sungai Kuning sejak 5000 tahun yang lalu. Lembah Sungai Hoang Ho merupakan salah satu daerah yang subur di Tiongkok. Disebut “Sungai Kuning” karena pada saat terjadi banjir, Sungai Hoang Ho membawa lumpur berwarna kuning. Demikian pula laut dimana sungai tersebut mengalir sebagai muaranya disebut... “Laut Kuning”.
Hasil-hasil peradaban Lembah Sungai Kuning meliputi berbagai bidang, seperti sistem pertanian, sistem kepercayaan, sistem pemerintahan, seni bangunan, filsafat, serta aksara. Uraian selengkapnya sebagai berikut :

A.        Sistem Pertanian

Daerah lembah sungai Hoang Ho dan Yang tse Kiang merupakan daerah yang subur, sehingga sangat cocok untuk bercocok tanam. Selain itu , pasokan air untuk pertanian sangat cukup. Berbagai hasil pertanian seperti padi, jagung, kedelai, pohon murbai, dan teh telah dihasilkan di daerah tersebut.
Masyarakat Lembah Sungai Kuning telah terbentuk ribuan tahun yang lalu sebagai masyarakat agraris. Kebudayaan agraris mapan yang telah membentuk karakter bangsa Cina selanjutnya berawal dari daerah ini
.

B.        Sistem Kepercayaan

Masyarakat Lembah Sungai Kuning pada awalnya menyembah Dewa Langit yang dipimpin oleh raja – raja mereka. Hal yang sama juga dilakukan oleh bangsa Mesir, Mesopotamia, serta bangsa Maya sekitar 4000 SM
Dalam perkembangan selanjutnya, sekitar 1750 SM telah berdiri negara-negara kota di Cina. Mereka dipimpin oleh seorang raja yang merangkap sebagai imam agama. Dalam pandangan masyarakat Cina, raja dianggap sebagai perantara bagi bumi terhadap langit Oleh karena itu, di sekitar kehidupan raja selalu dikeramatkan. Untuk mengadakan upacara-upacara, maka dibangun kuil-kuil yang tersebar di berbagai tempat di Cina.
Masyarakat Lembah Sungai Kuning dalam kehidupan sehari-hari juga sangat menghormati nenek moyang dan kekuatan-kekuatan alam yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, seperti guntur, kilat, sungai, binatang, matahari dan gempa

C.        Sistem Pemerintahan

Sebelum berdirinya Republik Cina, awal abad ke 20, negeri Cina telah diperintah oleh 24 dinasti, baik besar maupun kecil. Di antara dinasti-dinasti tersebut, ada yang memerintah lama sekali sampai berabad-abad, namun ada pula yang hanya hitungan tahun saja.
Dinasti-dinasti yang memerintah Cina tidak berasal dari satu keturunan, mel;ainkan berasal dari berbagai marga, bahkan ada yang berasal dari bangsa asing, yaiotu dinasti Yuan dan Manchu
.

Walaupun sering taerjadi pergantian dinasti dalam sejarah Cina, namun masyarakat Cina tetap stabil. Ini terjadi antara lain karena sistem kekeluargaan Cina yang berakar dalam tradisi Khong Hu Cu sangat menjunjung tingi nilai kekeluargaan. Dengan keluarga yang tetap terjaga ketenangannya, maka stabilitas masyarakat Cina bisa terjamin sepanjang masa.

Sejarah pemerintahan Negeri Cina, di tandai dengan pemerintahan dinasti yang bergantian dan masing – masing di nasti memiliki ciri tersendiri.


1.     Dinasti Hsia ( 2000 – 1500 SM )
2.     Dinasti Shang ( 1500 - 1100 SM )
3.     Dinasti Chuo ( 1222 – 221 SM )
4.     Dinasti Chin ( 221 – 207 SM )




D.        Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Bangsa Cina sejak zaman dahulu kala telah terkenal keahlianya dalam Ilmu astronomi, Pembuatan Keramik, serta pemproduksi kain sutera. Dalam perdagangan internasional keramik dan kain sutera selalu menjadi barang komoditas Cina yang paling utama.
Dalam bidang lain, seperti pembuatan kertas dan mesin cetak sederhana, Cina merupakan pionirnya. Jauh sebelum kertas dipakai di dunia Barat. TsaiLun telah mengembangkan kertas di Cina. Demikian pula mesin cetak sederhana, juga pertama kali dibuat oleh orang-orang Cina.
Cina juga dikenal sebagai bangsa yang sudah mengenal kompas, sebelum bangsa Barat menggunakannya. Demikian pula dengan mesiu, dan roket. Cina telah mengenalnya sejak jaman kuno, namun yang mengembangkan kemudian justru orang-orang Barat
.


E.        Seni Arsitektur

Cina memiliki seni arsitektur yang sangat hebat, seperti kuil Dewa Langit di Peking dan Pagar tembok Besar Cina. Seni arsitektur lain yang juga terkenal adalah istana-istana kaisar Cina
Ketika pengaruh Cina telah sampai di Korea dan Jepang, maka seni arsitektur Cina juga diadopsi oleh bangsa Jepang. Hal ini terlihat dari tipe dan corak bangunan kuil dan istana raja atau kaisar, baik di Korea maupun Jepang yang jelas-jelas meniru arsitektur Cina


F.        Filsafat

Cina telah melahirkan para filosof besar yang berpengaruh sepanang jaman di dunia. Mereka itu di antaranya adalah Lao Tze, Khong Hu Chu, serta Meng Tse. Bahkan ajaran-ajaran mereka sampai sekarang dipakai sebagai pegangan hidup orang-orang Cina, sehingga lahirlah agama Tao dan Kong Hu Chu, mendampingi Budha.
Dalam ilmu perang dikenal seorang guru yang legendaris, yaitu Tsun Tzu. Ajaran-ajaran seni perang Tsun Tzu yang berupa buku telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Hasil karya seni perang Tsun Tzu tidak hanya berguna dalam militer, namun juga dalam politik dan ekonomi. Sebagai contoh kemajuan ekonomi Jepang tidak lepas dari seni perangnya yang kenudian diterapkan dalam perdagangan. Pengaruh seni perang Tsun Tzu di Jepang sangatlah kuat.

G.        Aksara

Huruf Cina dikenal dengan sebutan Piktograf, dimana setiap huruf bukan merupakan lambang bunyi, melainkan memiliki arti tertentu. Huruf Cina ini berkembang baik di Korea maupun jepang. Di Jepang huruf Cina dimodifikasi menjadi huruf Kanji, sedangkan di Korea pemakaiannya telah mengalami penyempurnaan seswuai tradisi bangsa Korea
Peradaban Cina tidak mengalami keruntuhan sebagaimana dialami oleh kebudayaan Mesir, Mesopotamia, Yunani dan Romawi, Maya, Inca, serta Aztec, namun tetap berkembang hingga saat ini. Peradaban Cina modern perkembangannya tidak bisa dilepaskan dari peradaban Cina Kuno di Lembah Sungai Kuning ini.

SERBA – SERBI BANGSA HAN
Sepertinya bangsa Han merupakan salah satu bangsa yang ditakdirkan menjadi bangsa dominan di muka bumi ini oleh Allah. Di luar religiusitas mereka yang rata-rata tidak mengenal iman, Allah memberikan karunia yang sangat banyak untuk mereka, dari kekuatan ekonomi yang bombastis sampai ke wilayah seni dan ideologi yang mengakar sampai ke belahan kebudayaan barat. Negara-negara yang didirikan oleh etnis yang kini bernama etnis Han telah berdiri setidaknya 2000 tahun sebelum masehi dan semakin mendominasi wilayah sekitar lembah sungai kuning sejak awal abad pertama masehi.
A.        Tinjauan Genetis
Suku bangsa Han adalah sebuah etnis yang menjadi mayoritas di negara-negara seperti Republik Rakyat Cina, Hongkong dan Republik Cina (Taiwan). Bahkan negara maju di luar Asia Timur, seperti Singapura, mayoritasnya merupakan etnis Han. Secara genetis etnis Han merupakan bagian dari ras Sino-Mongoloid yang mendiami sebagian besar wilayah Asia Timur. Ras Sino-Mongoloid berbeda dengan ras Malayan-Mongoloid yang mendiami Asia Tanggara. Mata orang Asia Tenggara lebih lebar dan kulitnya lebih gelap.
B.                 Tinjauan Sejarah
Nama Han berasal dari sebuah dinasti yang didirikan oleh Liu Bang pada sekitar 200 tahun sebelum masehi. Dinasti itu merupakan negara nasional imperialis kedua dari peradaban lembah sungai Hoang Ho setelah dinasti Qin. Nama dinasti ini akhirnya diklaim oleh mereka para penduduk yang berafiliasi secara historis dengan peradaban tersebut. Sebelum dinasti Zhou yang berdiri pada 1000 SM, dinasti-dinasti yang ada tidak lebih dari afiliasi-afiliasi yang kuat antara beberapa klan dan suku tertentu. Namun sejak berdirinya negara Zhou, corak kesukuan tersebut hilang dan berubah menjadi feodalisme.
Beberapa negara besar yang pernah didirikan oleh bangsa Han di wilayah peradaban sungai Hoang Ho antara lain :
http://sekarsidan.files.wordpress.com/2010/01/qinemperor.jpg?w=184&h=300
 









1.     Kerajaan Dinasti Qin (Abad 3 SM)
2.     Kerajaan Dinasti Han (Abad 2 SM-3 M)
3.     Kerajaan Dinasti Tang (Abad 7-10 M)
4.      Kerajaan Dinasti Song (Abad 10-13 M)
5.     Kerajaan Dinasti Ming (Abad 14-17 M)
6.     Republik Rakyat Cina (Abad 20 -….M)

C.        Tinjauan Politis dan Akidah
Etnis Han merupakan sebuah etnis yang bekerja keras, bukan berkarakter slave. Sehingga dalam sepanjang sejarah mereka, prestasi politik dan kekuasaan mereka cukup gemilang. Mereka sanggup menguasai beberapa suku-suku asing yang dahulunya sempat menjadi pengganggu mereka. Daerah-daerah Manchuria dan sekitar gurun Gobi yang notabene bukan daerah suku Han pernah dikuasai berkat kerja keras.
Namun adakalanya keberhasilan mereka mengundang kecemburuan dari suku-suku nomaden tertentu. Sehingga ketika moralitas bangsa Han sedang merosot, suku-suku seperti Khitan, Jurchen, Mongol dan Manchu sanggup menjadi penguasa di beberapa daerah bangsa Han. Bahkan bangsa Manchu pernah mendirikan dinasti terbesar yang pernah ada di Asia Timur, yakni kerajaan Qing, dari Abad 17 sampai 19 masehi. Wilayah RRC saat ini adalah cerminan Imperium Qing di masa lampau.
http://sekarsidan.files.wordpress.com/2010/01/kongfuzi-w.jpg?w=119&h=150 







Kebanyakan etnis Han menganut falsafah Konghucu sebagai landasan hidup mereka. Adapun beberapa falsafah lain yang dianut mereka adalah Tao dan Buddhisme. Sehingga secara realitas, diluar keberadaan beberapa dewa-dewi keberuntungan mereka, watak ketuhanan bangsa Han adalah atheis. Sehingga sangat cocok bagi beberapa kalangan terpelajar etnis Han untuk menerima ideologi-ideologi semacam Komunis dan Liberalis. Ada juga kalangan eks-etnis Han yang telah berasimilasi dengan kebudayaan Persia dan memeluk Islam. Mereka lebih lazim disebut dengan etnis Hui. Corak keislaman suku Hui dibumbui oleh banyak unsur Konfusianisme.
http://sekarsidan.files.wordpress.com/2010/01/belief_on_the_head_of_hui_ethnic_group284901efc6d4185fb148.jpg?w=300&h=224
 







D.        Etnis Han Saat Ini (Problema Uighur)
Saat ini di RRC etnis Han merupakan pemegang tampuk kekuasan. Corak kehidupan etnis Han pun sudah berubah drastis. Sebagai dampak kolonialisme dan globalisasi, orang-orang Han cederung bersifat materialistis. Komunisme yang ditanam secara kaffah oleh Mao Zedong kini secara drastis telah berubah menjadi kapitalisme terpusat yang oportunistis. Sebab pemerintah Han mempertahankan komunisme sebagai tameng pertahanan kekuasaan yang terbatas untuk golongan tertentu, namun mengadopsi sistem pasar Liberal untuk meraup kenikmatan duniawi yang sebesar-besarnya.
Banyak yang telah menjadi korban dari kejahatan pemerintah Han RRC. Diantaranya adalah suku-suku Turkistan di provinsi Xinjiang. Karena kerakusan dan ketamakan kaum Han komunis, sebuah negara Turkistan yang telah didirikan pada tahun 1940-an dianeksasi oleh kader-kader pemerintahan komunis Cina. Bahkan hingga kini, lebih dari 20.000 muslim Uighur telah dibantai untuk terus mempertahankan kekuasaan di daerah kaya energi tersebut.
Dalam beberapa dekade terakhir pemerintahan RRC mengembangkan sistem ekonomi berbasis liberalisme. Momentum ini dimulai dari berkuasanya Deng Xiaoping sebagai pemimpin tertinggi di negeri itu pada pertengahan dekade 70-an. Banyak warga Han yang dikirim secara invasif ke daerah-daerah tertentu untuk menyeimbangkan perkembangan ekonomi. Salah satu daerah yang dituju adalah Turkistan Timur. Daerah yang oleh kerajaan Qing dinamai dengan Xinjiang ini memiliki nilai yang penting di mata kekuasaan. Sebab Turkistan Timur memiliki cadangan energi yang tinggi serta memiliki bargaining position yang tinggi sebagai wilayah perbatasan. Etnis Han dimigrasikan secara besar-besaran ke daerah ini.
Perpindahan etnis Han ini sangat kental dengan nuansa oportunisme. Untuk mempertahankan kekuasaan, diberikan kebijakan-kebijakan yang timpang antara etnis Han dan Uighur di daerah ini. Kebijakan-kebijakan ekonomi, perburuhan, pendidikan dan yang lain-lainnya lebih berpihak pada etnis Han yang terus menerus menggerus populasi dan identitas suku Uighur. Kalangan Uighur dipaksa secara brutal untuk menerima sistem kebudayaan ala pemerintah.
Banyak pula diantara mereka yang dipaksa pindah ke daerah lain untuk mengruangi populasi dan identitas ighur. Hak-hak keislaman Uighur seperti khutbah jum’at, haji, dan majelis ta’lim diatur dan dibatasi oleh pemerintah komunis. Hingga akhirnya pasca perang Afghanistan-Rusia, banyak pemuda-pemuda Uighur yang sadar akan nasibnya. Mereka mulai melancarkan gerakan-gerakan separatis demi kembalinya hak-hak mereka yang dirampas oleh penguasa dan etnis Han.
E.        Penguasa Han
Sejak dahulu orang-orang Han merupakan politikus-politikus yang piawai. Negarawan-negarawan besar yang idenya diadopsi oleh peradaban barat banyak lahir dari rahim perempuan-perempuan Han. Dari negarawan-negarawan ini lahirlah kerajaan-kerajaan yang namanya menggetarkan dunia. Bahkan tidak sedikit dari penguasa kerajaan Tiongkok yang berasal dari suku-suku nomaden memanfaatkan kejeniusan bangsa Han yang berkhianat untuk menguasai seluruh Tiongkok. Dinasti Qing yang kekuasaannya membentang dari Taiwan ke Turkistan tersebut memanfaatkan kekuatan jenderal petani Li Zicheng untuk menganeksasi kota Beijing.
Sejarah mencatat kegemilangan bangsa Han berputar seperti roda nasib yang mampu menjungkalkan sistem sosial mereka dari kondisi puncak ke kondisi dasar. Ketika dinasti-dinasti di Tiongkok mencapai puncak kejayaannya, para penguasanya terjebak dalam tatanan sosial feodalis yang menguntungkan pejabat korup dan menindas rakyat lemah. Bahkan tidak jarang dinasti-dinasti tersebut menjadi bulan-bulanan bangsa asing yang ingin menguasai Tiongkok. Contoh ini terjadi pada zaman dinasti Song yang kekuasaannya dirongrong oleh suku-suku seperti Khitan (dinasti Liao), Jurchen (Dinasti Jin), sebelum akhirnya runtuh dibawah telapak kaki bangsa Mongol yang mengganti dinasti Song dengan dinasti Yuan.
Selama seratus tahun lebih orang Mongol dengan dinasti Yuan berhasil menguasai bangsa Han dari abad 13 hingga 14 masehi. Setelah itu bangsa Mongol semakin melemah sebelum akhirnya Zhu Yuanzhang berhasil memberontak dan mendirikan negara Han yang baru, yakni Negara Ming. Pada awalnya Negara Ming ini didirikan oleh Zhu Yuanzhang untuk membela kepentingan para petani yang tertindas oleh tuan tanah yang feodalis. Akan tetapi secara perlahan dinasti Ming berubah kembali menjadi negara feodalis, sehingga para petani memberontak pada tahun 1644 dan memberi jalan bagi bangsa Manchu untuk berkuasa di Tiongkok dan membentuk dinasti Qin
http://sekarsidan.files.wordpress.com/2010/01/qing_officer1.jpg?w=208&h=300
 









Ternyata dari sekian banyak dinasti-dinasti yang berkuasa di Cina, dinasti Qinglah yang memiliki kekuasaan terbesar. Pada zaman kaisar Kangxi kekuasaan negeri Qing meliputi Taiwan hingga ke Asia Tengah. Hingga pada suatu saat kemunduran moral penguasa dan rakyat, disertai dengan semangat kolonialisme bangsa Eropalah yang membuat aktivitas para intelektual Han kembali mewarnai perpolitikan Cina sejak awal abad ke 20. Hal ini ditandai dengan beralihnya kekuasaan kaisar boneka Henry Pu Yi ke tangan Yuan Shi-Kai berkat campur tangan Dr Sun Yat-Sen dengan partai Kuomintangnya.
Dengan sejarah yang bergolak-golak ini hendaknya penguasa RRC dan bangsa Han kembali belajar bahwasanya kemajuan ekonomi dan intelektual yang disertai dengan penindasan tidak membawa kejayaan. Negara Song adalah negara feodal dengan tingkat kejayaan ekonomi yang maju. Penemuan-penemuan ekonomi dan teknologi banyak terjadi pada masa ini, salah satunya adalah uang kertas. Akan tetapi negara ini menjadi bulan-bulanan suku-suku tetangga. Salah satu sebabnya kemungkinan besar adalah kerakusan penguasa Song untuk menginvasi negeri-negeri tetangga. Sehingga bukan tidak mungkin bahwasanya keserakahan penguasa RRC dan bangsa Han akan membawa mereka kembali ke masa-masa keterpurukan.







0 komentar:

Posting Komentar