PERADABAN CINA
Pada perang saudara terakhir di Cina, perang ini
berakhir dengan jalan buntu dan mengakibatkan adanya dua negara yang memiliki
dua nama Cina yaitu Republik Rakyat Cina - yang lebih umum dikenal
sebagai Cina dan pemerintahnya berkuasa atas Cina daratan, Hong Kong, serta Makau; yang kedua adalah Republik Cina (ROC) - yang lebih umum dikenal sebagai "Taiwan", dan pemerintahnya berkuasa atas Pulau Taiwan dan pulau-pulau
disekelilingnya. Namun banyak negara lainnya berpendapat bahwa secara resmi
daerah yang diperintah oleh Taiwan merupakan bagian dari Republik Rakyat Cina.
Cina merupakan peradaban tertua di dunia yang masih
ada hingga kini. Cina memiliki sistem penulisan yang konsisten sejak dahulu dan
masih digunakan hingga kini. Banyak penemuan-penemuan penting bersumber dari
peradaban Cina kuno, seperti kertas, kompas, serbuk mesiu, dan materi-materi cetak.
Dokumen tertua yang mencatat istilah "cina" di Nusantara adalah inskripsi (tulisan) pada lempeng tembaga Bungur A berangka tahun 860 M. Prasasti ini
menyebut tentang juru cina
sebagai orang yang bertugas mengurus pedagang/pemukim dari Cina. Dapat diduga,
istilah ini dipinjam dari kata bahasa Sanskerta, Cīna (चीन), yang sudah dipakai untuk
daerah Tiongkok paling tidak sejak 150 M. Teori Martin Martini menyebutkan bahwa nama Sanskerta ini
mengambil dari dinasti Qin (秦, dibaca seperti tchin, IPA: tɕʰǐn) yang berkuasa (221 – 206
BC) atau dari nama salah satu kerajaan Cina di era dinasti Zhou bernama sama.
Nama modern "Zhongguo" pertama kali
digunakan dalam Kitab
Hikayat
(Abad 6 SM), dan digunakan untuk menamakan salah satu Dinasti Zhou yang telah
silam, Zhongguo (中國 atau 中国) dalam bahasa Tionghoa. Karakter zhōng (中) berarti "tengah" atau "pusat", sementara guó (国 atau 國) berarti "kerajaan" atau "negara". Dalam penggunaan
umum bahasa Inggris, para ekspatriat menerjemahkannya sebagai "Kerajaan Tengah", tapi
kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "Kerajaan
Pusat". Penamaan ini terkait dengan artinya dimana mereka
percaya bahwa mereka adalah "pusat
dari peradaban", sementara orang-orang lainnya dalam empat daerah yang
berbeda dinamakan Yi Timur, Man Selatan, Rong Barat dan Di Timur sesuai daerahnya. Namun ada beberapa catatan lain
yang menyatakan bahwa "Zhongguo"
aslinya ditujukan untuk ibukota dari kerajaan, sebagai pembeda dari kota-kota
lainnya yang "dilindungi" oleh
kerajaan Penggunaan "Zhongguo"
juga merupakan pengesahan secara politik dimana "Zhongguo"
sering digunakan oleh negara-negara bagian yang melihat dirinya sebagai penerus
sah satu-satunya dari dinasti sebelumnya; sebagai contoh dalam era Dinasi Song Barat, baik Dinasti Jin dan Dinasi Song Barat
mengaku sebagai "Zhongguo".
Zhongguo—"中国"
resmi digunakan sebagai singkatan untuk Zhonghua
Renmin Minguo—"中华人民共和国" (Republik Rakyat Cina) setelah didirikannya
pemerintahan komunis di tahun 1949.
Peradaban
Cina memiliki warna bagi perkembangan Indonesia. Pada masa pemerintahan Dinasti
Tang dan Sung, bangsa Indonesia beberapa kali mengirimkan beberapa utusan ke
Cina.
Karya
terbesar peradaban cina adalah tembok besar cina ( The Great Wall of China ).
Bangunan ini di buat untuk membendung serangan dari bangsa Hum di Utara. Tembok
ini memiliki panjang 2.430 km, lebar 8 m, tinggi kira – kira 16 m. tembok besar
Cina di bangu pada masa Dinasti Chin
di bawah Kaisar Shin Huang Ti. Di
bawah Kaisar ini, wilayah kekuasaan cina sangat luas. Cina mengalami kejayaan
pada masa Dinasti Han yang berhasil
mempersatukan Cina. Pada masa Dinasti Han ini juga telah di temukan Kertas.
Peradaban
Cina Kuno, muncul dan berkembang Di Daerah sungai Huang Ho ( sungai kuning )
dang Sungai Yang Tse. Sungai ini menjadikan daerah sekitar nya subur sehingga
sektor pertanian berkembang.
Berikut
penjelasan mengenai Sungai Huang Ho ( Sungai Kuning ) dan serba – serbi bangsa
Han.
Sejak masa purba sampai sekarang, peradaban Cina ini
mampu bertahan dan terus berkembang di negeri Cina. Sebagaimana
peradaban-peradaban kuno yang lain, peradaban Cina ini berkembang di sekitar
lembah sungai Kuning sejak 5000 tahun yang lalu. Lembah Sungai Hoang Ho
merupakan salah satu daerah yang subur di Tiongkok. Disebut “Sungai Kuning”
karena pada saat terjadi banjir, Sungai Hoang Ho membawa lumpur berwarna
kuning. Demikian pula laut dimana sungai tersebut mengalir sebagai muaranya
disebut... “Laut Kuning”.
Hasil-hasil peradaban Lembah Sungai
Kuning meliputi berbagai bidang, seperti sistem pertanian, sistem kepercayaan,
sistem pemerintahan, seni bangunan, filsafat, serta aksara. Uraian selengkapnya
sebagai berikut :
A. Sistem Pertanian
Daerah lembah sungai Hoang Ho dan
Yang tse Kiang merupakan daerah yang subur, sehingga sangat cocok untuk
bercocok tanam. Selain itu , pasokan air untuk pertanian sangat cukup. Berbagai
hasil pertanian seperti padi, jagung, kedelai, pohon murbai, dan teh telah
dihasilkan di daerah tersebut.
Masyarakat Lembah Sungai Kuning telah terbentuk ribuan tahun yang lalu sebagai masyarakat agraris. Kebudayaan agraris mapan yang telah membentuk karakter bangsa Cina selanjutnya berawal dari daerah ini
Masyarakat Lembah Sungai Kuning telah terbentuk ribuan tahun yang lalu sebagai masyarakat agraris. Kebudayaan agraris mapan yang telah membentuk karakter bangsa Cina selanjutnya berawal dari daerah ini
.
B. Sistem Kepercayaan
B. Sistem Kepercayaan
Masyarakat Lembah Sungai Kuning pada
awalnya menyembah Dewa Langit yang dipimpin oleh raja – raja mereka. Hal yang
sama juga dilakukan oleh bangsa Mesir, Mesopotamia, serta bangsa Maya sekitar
4000 SM
Dalam perkembangan selanjutnya, sekitar 1750 SM telah berdiri negara-negara kota di Cina. Mereka dipimpin oleh seorang raja yang merangkap sebagai imam agama. Dalam pandangan masyarakat Cina, raja dianggap sebagai perantara bagi bumi terhadap langit Oleh karena itu, di sekitar kehidupan raja selalu dikeramatkan. Untuk mengadakan upacara-upacara, maka dibangun kuil-kuil yang tersebar di berbagai tempat di Cina.
Masyarakat Lembah Sungai Kuning dalam kehidupan sehari-hari juga sangat menghormati nenek moyang dan kekuatan-kekuatan alam yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, seperti guntur, kilat, sungai, binatang, matahari dan gempa
Dalam perkembangan selanjutnya, sekitar 1750 SM telah berdiri negara-negara kota di Cina. Mereka dipimpin oleh seorang raja yang merangkap sebagai imam agama. Dalam pandangan masyarakat Cina, raja dianggap sebagai perantara bagi bumi terhadap langit Oleh karena itu, di sekitar kehidupan raja selalu dikeramatkan. Untuk mengadakan upacara-upacara, maka dibangun kuil-kuil yang tersebar di berbagai tempat di Cina.
Masyarakat Lembah Sungai Kuning dalam kehidupan sehari-hari juga sangat menghormati nenek moyang dan kekuatan-kekuatan alam yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, seperti guntur, kilat, sungai, binatang, matahari dan gempa
C. Sistem Pemerintahan
Sebelum berdirinya Republik Cina,
awal abad ke 20, negeri Cina telah diperintah oleh 24 dinasti, baik besar
maupun kecil. Di antara dinasti-dinasti tersebut, ada yang memerintah lama
sekali sampai berabad-abad, namun ada pula yang hanya hitungan tahun saja.
Dinasti-dinasti yang memerintah Cina tidak berasal dari satu keturunan, mel;ainkan berasal dari berbagai marga, bahkan ada yang berasal dari bangsa asing, yaiotu dinasti Yuan dan Manchu.
Dinasti-dinasti yang memerintah Cina tidak berasal dari satu keturunan, mel;ainkan berasal dari berbagai marga, bahkan ada yang berasal dari bangsa asing, yaiotu dinasti Yuan dan Manchu.
Walaupun sering taerjadi pergantian
dinasti dalam sejarah Cina, namun masyarakat Cina tetap stabil. Ini terjadi
antara lain karena sistem kekeluargaan Cina yang berakar dalam tradisi Khong Hu
Cu sangat menjunjung tingi nilai kekeluargaan. Dengan keluarga yang tetap
terjaga ketenangannya, maka stabilitas masyarakat Cina bisa terjamin sepanjang
masa.
Sejarah pemerintahan Negeri Cina, di tandai dengan pemerintahan dinasti
yang bergantian dan masing – masing di nasti memiliki ciri tersendiri.
1.
Dinasti Hsia ( 2000 – 1500 SM )
2.
Dinasti Shang ( 1500 - 1100 SM )
3.
Dinasti Chuo ( 1222 – 221 SM )
4.
Dinasti Chin ( 221 – 207 SM )
D. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bangsa Cina sejak zaman dahulu kala
telah terkenal keahlianya dalam Ilmu astronomi, Pembuatan Keramik, serta
pemproduksi kain sutera. Dalam perdagangan internasional keramik dan kain
sutera selalu menjadi barang komoditas Cina yang paling utama.
Dalam bidang lain, seperti pembuatan kertas dan mesin cetak sederhana, Cina merupakan pionirnya. Jauh sebelum kertas dipakai di dunia Barat. TsaiLun telah mengembangkan kertas di Cina. Demikian pula mesin cetak sederhana, juga pertama kali dibuat oleh orang-orang Cina.
Cina juga dikenal sebagai bangsa yang sudah mengenal kompas, sebelum bangsa Barat menggunakannya. Demikian pula dengan mesiu, dan roket. Cina telah mengenalnya sejak jaman kuno, namun yang mengembangkan kemudian justru orang-orang Barat.
Dalam bidang lain, seperti pembuatan kertas dan mesin cetak sederhana, Cina merupakan pionirnya. Jauh sebelum kertas dipakai di dunia Barat. TsaiLun telah mengembangkan kertas di Cina. Demikian pula mesin cetak sederhana, juga pertama kali dibuat oleh orang-orang Cina.
Cina juga dikenal sebagai bangsa yang sudah mengenal kompas, sebelum bangsa Barat menggunakannya. Demikian pula dengan mesiu, dan roket. Cina telah mengenalnya sejak jaman kuno, namun yang mengembangkan kemudian justru orang-orang Barat.
E. Seni Arsitektur
Cina memiliki seni arsitektur yang
sangat hebat, seperti kuil Dewa Langit di Peking dan Pagar tembok Besar Cina.
Seni arsitektur lain yang juga terkenal adalah istana-istana kaisar Cina
Ketika pengaruh Cina telah sampai di Korea dan Jepang, maka seni arsitektur Cina juga diadopsi oleh bangsa Jepang. Hal ini terlihat dari tipe dan corak bangunan kuil dan istana raja atau kaisar, baik di Korea maupun Jepang yang jelas-jelas meniru arsitektur Cina
Ketika pengaruh Cina telah sampai di Korea dan Jepang, maka seni arsitektur Cina juga diadopsi oleh bangsa Jepang. Hal ini terlihat dari tipe dan corak bangunan kuil dan istana raja atau kaisar, baik di Korea maupun Jepang yang jelas-jelas meniru arsitektur Cina
F. Filsafat
Cina telah melahirkan para filosof
besar yang berpengaruh sepanang jaman di dunia. Mereka itu di antaranya adalah
Lao Tze, Khong Hu Chu, serta Meng Tse. Bahkan ajaran-ajaran mereka sampai
sekarang dipakai sebagai pegangan hidup orang-orang Cina, sehingga lahirlah
agama Tao dan Kong Hu Chu, mendampingi Budha.
Dalam ilmu perang dikenal seorang guru yang legendaris, yaitu Tsun Tzu. Ajaran-ajaran seni perang Tsun Tzu yang berupa buku telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Hasil karya seni perang Tsun Tzu tidak hanya berguna dalam militer, namun juga dalam politik dan ekonomi. Sebagai contoh kemajuan ekonomi Jepang tidak lepas dari seni perangnya yang kenudian diterapkan dalam perdagangan. Pengaruh seni perang Tsun Tzu di Jepang sangatlah kuat.
G. Aksara
Dalam ilmu perang dikenal seorang guru yang legendaris, yaitu Tsun Tzu. Ajaran-ajaran seni perang Tsun Tzu yang berupa buku telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Hasil karya seni perang Tsun Tzu tidak hanya berguna dalam militer, namun juga dalam politik dan ekonomi. Sebagai contoh kemajuan ekonomi Jepang tidak lepas dari seni perangnya yang kenudian diterapkan dalam perdagangan. Pengaruh seni perang Tsun Tzu di Jepang sangatlah kuat.
G. Aksara
Huruf Cina dikenal dengan sebutan
Piktograf, dimana setiap huruf bukan merupakan lambang bunyi, melainkan
memiliki arti tertentu. Huruf Cina ini berkembang baik di Korea maupun jepang.
Di Jepang huruf Cina dimodifikasi menjadi huruf Kanji, sedangkan di Korea
pemakaiannya telah mengalami penyempurnaan seswuai tradisi bangsa Korea
Peradaban Cina tidak mengalami keruntuhan sebagaimana dialami oleh kebudayaan Mesir, Mesopotamia, Yunani dan Romawi, Maya, Inca, serta Aztec, namun tetap berkembang hingga saat ini. Peradaban Cina modern perkembangannya tidak bisa dilepaskan dari peradaban Cina Kuno di Lembah Sungai Kuning ini.
Peradaban Cina tidak mengalami keruntuhan sebagaimana dialami oleh kebudayaan Mesir, Mesopotamia, Yunani dan Romawi, Maya, Inca, serta Aztec, namun tetap berkembang hingga saat ini. Peradaban Cina modern perkembangannya tidak bisa dilepaskan dari peradaban Cina Kuno di Lembah Sungai Kuning ini.
SERBA – SERBI BANGSA HAN
Sepertinya bangsa Han
merupakan salah satu bangsa yang ditakdirkan menjadi bangsa dominan di muka
bumi ini oleh Allah. Di luar religiusitas mereka yang rata-rata tidak mengenal
iman, Allah memberikan karunia yang sangat banyak untuk mereka, dari kekuatan
ekonomi yang bombastis sampai ke wilayah seni dan ideologi yang mengakar sampai
ke belahan kebudayaan barat. Negara-negara yang didirikan oleh etnis yang kini
bernama etnis Han telah berdiri setidaknya 2000 tahun sebelum masehi dan
semakin mendominasi wilayah sekitar lembah sungai kuning sejak awal abad
pertama masehi.
A. Tinjauan Genetis
Suku bangsa Han adalah sebuah etnis yang menjadi
mayoritas di negara-negara seperti Republik Rakyat Cina, Hongkong dan Republik
Cina (Taiwan). Bahkan negara maju di luar Asia Timur, seperti Singapura,
mayoritasnya merupakan etnis Han. Secara genetis etnis Han merupakan bagian
dari ras Sino-Mongoloid yang mendiami sebagian besar wilayah Asia Timur. Ras
Sino-Mongoloid berbeda dengan ras Malayan-Mongoloid yang mendiami Asia
Tanggara. Mata orang Asia Tenggara lebih lebar dan kulitnya lebih gelap.
B.
Tinjauan Sejarah
Nama Han berasal dari sebuah dinasti yang didirikan
oleh Liu Bang pada sekitar 200 tahun sebelum masehi. Dinasti itu merupakan
negara nasional imperialis kedua dari peradaban lembah sungai Hoang Ho setelah
dinasti Qin. Nama dinasti ini akhirnya diklaim oleh mereka para penduduk yang
berafiliasi secara historis dengan peradaban tersebut. Sebelum dinasti Zhou
yang berdiri pada 1000 SM, dinasti-dinasti yang ada tidak lebih dari
afiliasi-afiliasi yang kuat antara beberapa klan dan suku tertentu. Namun sejak
berdirinya negara Zhou, corak kesukuan tersebut hilang dan berubah menjadi
feodalisme.
Beberapa negara besar yang pernah didirikan oleh bangsa Han di wilayah
peradaban sungai Hoang Ho antara lain :
1.
Kerajaan Dinasti Qin (Abad 3
SM)
2. Kerajaan Dinasti Han (Abad 2 SM-3 M)
3. Kerajaan Dinasti Tang (Abad 7-10 M)
4. Kerajaan Dinasti Song (Abad
10-13 M)
5.
Kerajaan Dinasti Ming (Abad
14-17 M)
6.
Republik Rakyat Cina (Abad
20 -….M)
Etnis Han merupakan sebuah etnis yang bekerja keras,
bukan berkarakter slave. Sehingga dalam sepanjang sejarah mereka,
prestasi politik dan kekuasaan mereka cukup gemilang. Mereka sanggup menguasai
beberapa suku-suku asing yang dahulunya sempat menjadi pengganggu mereka.
Daerah-daerah Manchuria dan sekitar gurun Gobi yang notabene bukan daerah suku
Han pernah dikuasai berkat kerja keras.
Namun adakalanya keberhasilan mereka mengundang
kecemburuan dari suku-suku nomaden tertentu. Sehingga ketika moralitas bangsa
Han sedang merosot, suku-suku seperti Khitan, Jurchen, Mongol dan Manchu
sanggup menjadi penguasa di beberapa daerah bangsa Han. Bahkan bangsa Manchu
pernah mendirikan dinasti terbesar yang pernah ada di Asia Timur, yakni
kerajaan Qing, dari Abad 17 sampai 19 masehi. Wilayah RRC saat ini adalah
cerminan Imperium Qing di masa lampau.
Kebanyakan etnis Han menganut falsafah Konghucu
sebagai landasan hidup mereka. Adapun beberapa falsafah lain yang dianut mereka
adalah Tao dan Buddhisme. Sehingga secara realitas, diluar keberadaan beberapa
dewa-dewi keberuntungan mereka, watak ketuhanan bangsa Han adalah atheis.
Sehingga sangat cocok bagi beberapa kalangan terpelajar etnis Han untuk
menerima ideologi-ideologi semacam Komunis dan Liberalis. Ada juga kalangan
eks-etnis Han yang telah berasimilasi dengan kebudayaan Persia dan memeluk
Islam. Mereka lebih lazim disebut dengan etnis Hui. Corak keislaman suku Hui
dibumbui oleh banyak unsur Konfusianisme.
D. Etnis Han Saat Ini (Problema Uighur)
Saat ini di RRC etnis Han merupakan pemegang tampuk
kekuasan. Corak kehidupan etnis Han pun sudah berubah drastis. Sebagai dampak
kolonialisme dan globalisasi, orang-orang Han cederung bersifat materialistis.
Komunisme yang ditanam secara kaffah oleh Mao Zedong kini secara
drastis telah berubah menjadi kapitalisme terpusat yang oportunistis. Sebab
pemerintah Han mempertahankan komunisme sebagai tameng pertahanan kekuasaan
yang terbatas untuk golongan tertentu, namun mengadopsi sistem pasar Liberal
untuk meraup kenikmatan duniawi yang sebesar-besarnya.
Banyak yang telah menjadi korban dari kejahatan
pemerintah Han RRC. Diantaranya adalah suku-suku Turkistan di provinsi
Xinjiang. Karena kerakusan dan ketamakan kaum Han komunis, sebuah negara
Turkistan yang telah didirikan pada tahun 1940-an dianeksasi oleh kader-kader
pemerintahan komunis Cina. Bahkan hingga kini, lebih dari 20.000 muslim Uighur
telah dibantai untuk terus mempertahankan kekuasaan di daerah kaya energi
tersebut.
Dalam beberapa dekade terakhir pemerintahan RRC
mengembangkan sistem ekonomi berbasis liberalisme. Momentum ini dimulai dari
berkuasanya Deng Xiaoping sebagai pemimpin tertinggi di negeri itu pada
pertengahan dekade 70-an. Banyak warga Han yang dikirim secara invasif ke
daerah-daerah tertentu untuk menyeimbangkan perkembangan ekonomi. Salah satu
daerah yang dituju adalah Turkistan Timur. Daerah yang oleh kerajaan Qing
dinamai dengan Xinjiang ini memiliki nilai yang penting di mata kekuasaan.
Sebab Turkistan Timur memiliki cadangan energi yang tinggi serta memiliki bargaining
position yang tinggi sebagai wilayah perbatasan. Etnis Han dimigrasikan
secara besar-besaran ke daerah ini.
Perpindahan etnis Han ini sangat kental dengan
nuansa oportunisme. Untuk mempertahankan kekuasaan, diberikan kebijakan-kebijakan
yang timpang antara etnis Han dan Uighur di daerah ini. Kebijakan-kebijakan
ekonomi, perburuhan, pendidikan dan yang lain-lainnya lebih berpihak pada etnis
Han yang terus menerus menggerus populasi dan identitas suku Uighur. Kalangan
Uighur dipaksa secara brutal untuk menerima sistem kebudayaan ala pemerintah.
Banyak pula diantara mereka yang dipaksa pindah ke
daerah lain untuk mengruangi populasi dan identitas ighur. Hak-hak keislaman
Uighur seperti khutbah jum’at, haji, dan majelis ta’lim diatur dan dibatasi
oleh pemerintah komunis. Hingga akhirnya pasca perang Afghanistan-Rusia, banyak
pemuda-pemuda Uighur yang sadar akan nasibnya. Mereka mulai melancarkan
gerakan-gerakan separatis demi kembalinya hak-hak mereka yang dirampas oleh
penguasa dan etnis Han.
E. Penguasa Han
Sejak dahulu orang-orang Han merupakan
politikus-politikus yang piawai. Negarawan-negarawan besar yang idenya diadopsi
oleh peradaban barat banyak lahir dari rahim perempuan-perempuan Han. Dari
negarawan-negarawan ini lahirlah kerajaan-kerajaan yang namanya menggetarkan
dunia. Bahkan tidak sedikit dari penguasa kerajaan Tiongkok yang berasal dari
suku-suku nomaden memanfaatkan kejeniusan bangsa Han yang berkhianat untuk
menguasai seluruh Tiongkok. Dinasti Qing yang kekuasaannya membentang dari
Taiwan ke Turkistan tersebut memanfaatkan kekuatan jenderal petani Li Zicheng
untuk menganeksasi kota Beijing.
Sejarah mencatat kegemilangan bangsa Han berputar
seperti roda nasib yang mampu menjungkalkan sistem sosial mereka dari kondisi
puncak ke kondisi dasar. Ketika dinasti-dinasti di Tiongkok mencapai puncak
kejayaannya, para penguasanya terjebak dalam tatanan sosial feodalis yang
menguntungkan pejabat korup dan menindas rakyat lemah. Bahkan tidak jarang
dinasti-dinasti tersebut menjadi bulan-bulanan bangsa asing yang ingin
menguasai Tiongkok. Contoh ini terjadi pada zaman dinasti Song yang
kekuasaannya dirongrong oleh suku-suku seperti Khitan (dinasti Liao), Jurchen
(Dinasti Jin), sebelum akhirnya runtuh dibawah telapak kaki bangsa Mongol yang
mengganti dinasti Song dengan dinasti Yuan.
Selama seratus tahun lebih orang Mongol dengan
dinasti Yuan berhasil menguasai bangsa Han dari abad 13 hingga 14 masehi.
Setelah itu bangsa Mongol semakin melemah sebelum akhirnya Zhu Yuanzhang berhasil
memberontak dan mendirikan negara Han yang baru, yakni Negara Ming. Pada
awalnya Negara Ming ini didirikan oleh Zhu Yuanzhang untuk membela kepentingan
para petani yang tertindas oleh tuan tanah yang feodalis. Akan tetapi secara
perlahan dinasti Ming berubah kembali menjadi negara feodalis, sehingga para
petani memberontak pada tahun 1644 dan memberi jalan bagi bangsa Manchu untuk
berkuasa di Tiongkok dan membentuk dinasti Qin
Ternyata dari sekian banyak dinasti-dinasti yang
berkuasa di Cina, dinasti Qinglah yang memiliki kekuasaan terbesar. Pada zaman
kaisar Kangxi kekuasaan negeri Qing meliputi Taiwan hingga ke Asia Tengah.
Hingga pada suatu saat kemunduran moral penguasa dan rakyat, disertai dengan
semangat kolonialisme bangsa Eropalah yang membuat aktivitas para intelektual
Han kembali mewarnai perpolitikan Cina sejak awal abad ke 20. Hal ini ditandai
dengan beralihnya kekuasaan kaisar boneka Henry Pu Yi ke tangan Yuan Shi-Kai
berkat campur tangan Dr Sun Yat-Sen dengan partai Kuomintangnya.
Dengan sejarah yang bergolak-golak ini hendaknya
penguasa RRC dan bangsa Han kembali belajar bahwasanya kemajuan ekonomi dan
intelektual yang disertai dengan penindasan tidak membawa kejayaan. Negara Song
adalah negara feodal dengan tingkat kejayaan ekonomi yang maju.
Penemuan-penemuan ekonomi dan teknologi banyak terjadi pada masa ini, salah
satunya adalah uang kertas. Akan tetapi negara ini menjadi bulan-bulanan
suku-suku tetangga. Salah satu sebabnya kemungkinan besar adalah kerakusan
penguasa Song untuk menginvasi negeri-negeri tetangga. Sehingga bukan tidak
mungkin bahwasanya keserakahan penguasa RRC dan bangsa Han akan membawa mereka
kembali ke masa-masa keterpurukan.
0 komentar:
Posting Komentar