Cowo Bermotor Hijau Itu
………………………
Ya,, Cowo bermotor hijau itu kakak kelas satu jurusan dengan ku. Namanya satu jurusan ya kelasnya ga jauh gitu. Memang, setelah di bentuknya base camp untuk semua kelas, kelas yang aku tempati jadi berdampinan dengan dia, cowo bermotor hijau itu.
Semua yang indah terjadi hanya sekejap saja. Ya, memang begitu singkatnya. Apa kata dunia,, hanya empat hari bahagia namun kecewa yang begitu lama. Mungkin sampai sekarang. Apalagi kelas ku dengan nya begitu dekat. Pagi saat datang ke sekolah, siang saat istirahat, sore saat pulang tak lepas dari terlihatnya wajah manis namun tak semanis madu lagi.
Semua yang indah terjadi hanya sekejap saja. Ya, memang begitu singkatnya. Apa kata dunia,, hanya empat hari bahagia namun kecewa yang begitu lama. Mungkin sampai sekarang. Apalagi kelas ku dengan nya begitu dekat. Pagi saat datang ke sekolah, siang saat istirahat, sore saat pulang tak lepas dari terlihatnya wajah manis namun tak semanis madu lagi.
Kini semua yang pernah terlalui berbeda sudah. “ Andai aku masih dekat dengannya “. Itulah jeritan hati kecil ku yang menjerit saat dia bercanda dan tertawa bersama semua temannya. Kalau pun aku sudah berusaha untuk membuang perasaan ku jauh – jauh sejauh langit ke tujuh,, dalam - dalam sedalam samudra yang terdalam namun tetap saja semua itu sulit. Entah kenapa. Mungkin karena aku terlanjur sayang,, atau mungkin aku sudah terlanjur dan terlanjur mencintainya. Entah kenapa.
Matanya yang seakan dia butakan, telinganya yang seakan dia tulikan, mulutnya yang membisu, serta tangan dan kakinya yang seakan dia lumpuhkan. Itulah sikapnya saat melihat ku. Entah kenapa. Hingga sekarang aku pun tak tau mengapa dia berubah seperti itu.
Sepintas terfikir aku menyesal telah mengenalinya, telah menyayanginya dan telah mencintainya. Namun, semua kasih sayang, perhatian, cinta yang dia berikan begitu sempurna. Hingga aku menyangka bahwa dialah cinta sejati cinta ku sampai nanti. Karena, semua yang ada padanya mencirikan dua puluh kategori semua yang aku cari. Kalau pun satu yan belum terpenuhi. Yakni mengenal keluarganya. Wajar saja, aku dekat dia baru seminggu saja.
Awalnya aku berusaha meminta penjelasan saat sikap dia berubah pada hari itu. Kutulis sebuah puisi yang membahas masalah pearasaan ku. Namun nampaknya dia tak suka sastra dan dia tak mengerti makna kata hiasan yang aku tulis. Atau dia begitu karena malas baca puisi ku. Atau apa lah, aku sendiri tak tau.
“ Ya itu salah Asty sendiri “. Itulah kata yang dikeluarkan sahabatku saat aku curhat kepada dua sahabatku. Aku paham maksud mereka. Dan aku berusaha untuk menerima semua kesalahan yang telah aku lakukan. Belum lama kenal dia sudah bertingkah lebih jauh. Ya mungkin sekarang telah aku jadikan pelajaran dalam hidupku yang takkan pernah aku ulangi ke dua kali dalam hidupku.
Jujur, aku begitu tersiksa dengan perasaan yang aku rasakan kini. Disaat ku rawat bunga itu dengan baik – baik, ku siram setiap hari, ku beri pupuk dan aku taman di tanah yang paling subur, ternyata bunga itu tetap saja layu dalam waktu yang relative singkat. “ Mengapa ini selalu terjadi “. Beitulah keluhan hati ku saat ku mengingat pengalaman yang paling aku tidak ingin kan.
Kulihat dia tanpa sengaja, dengan motor hijau nya yang dulu pernah temani aku dan dia saat pergi. Dengan kaus hitam dan celana SMA. Aku didalam mobil hanya memandanginya. Tak seperti dulu. Saat dia masih dekat dengan ku, dia menyempatkan membawa sepeda motor hijaunya untuk mengantar ku pulang. Dengan senyuman. Tapi kini, semua berlalu tanpa ada satu ucap kata. Hanya kelakuannya yang bisa menjelaskan semua.
Aku pandangi dia saat dia mengendarai motornya. Teringat semua yang telah terjadi. “ Harusnya yang dia bonceng itu aku “. Seru ku dalam hati. Ya memang dia sendiri dan pergi ke suatu rumah yang aku kenal.
Kalau pun begitu, sampai sekarang perasaan ku masih seperti dulu. Kini aku berusaha menciptakan sebuah lagu untuk mengenang dirinya. Aku usahakan untuk mengulik kunci gitar dengan lagu yang telah aku ciptakan untuknya. Sore setelah pulang sekolah, aku menyempatkan berlatih dan berlatih lagi agar lagu yang kubuat sempurna, sesempurna cintaku padanya. Ya, memang itulah harapan ku.
Semua yang telah berlalu, namun masih aku harapkan. Aku sngat berharap, besok atau lusa dia akan datang kembali. Menemani ku saat ku membutuhkan dia, mencintaiku, menyayangiku. Aku akan tetap menunggunya karena dia yang terindah.
Ya, cowo bermotor hijau itu sangat penting dalam hidupku. Sepi sekarang tanpa ada kabar darinya, tanpa ada perhatian darinya. Aku sangat mencintai dia apapun adanya. Aku selalu mengadu kepada Allah tentang perasaanku. Curhat Pada – Nya. Karena aku yakin Dialah yang mampu membolak – balik hati makhluk ciptaannya.
Ruang gerakku seakan dipersempit sekarang. Karena yang aku lihat, dia tak mau menemuiku bahkan tak mau melihatku. Aku mengerti perasaannya. Aku mengerti tatapan matanya. Aku merasa semua yang terjadi telah ada dan tertulis. Mungkin ini takdirku.
“ Kita manusia yang tak luput dari dosa. Jodoh kita semua telah di tentukan oleh sang pencipta. Semua itu terjadi, mungkin karena Allah menyayangi Asty, supaya Asty tidak jatuh dalam lubang kehancuran yang kini merajalela. Kasih sayang Allah pada Asty begitu besar hingga Asty dijauhkan bersama cowo itu. Asty ga tau kan, sikap asli dia yang sebenarnya???. Mungkin dia hanya mempermainkan Asty. Oleh karena itu, Allah menunjukkan sikap dia yang sesungguhnya. Bersyukurlah dengan apa yang telah Allah berikan “. Itulah segudang kata – kata saat ku mencurahkan semua perasaan ku pada seorang kakak kelas yang telah keluar. Kata – katanya begitu masuk kerelung jiwa, mendinginkan hati yang panas, meluluhkan hati yang sedang keras, ya sangat terasa kedalam jiwa.
Aku tak bisa melupakan semua yang terjadi. Kalaupun hanya empat hari, semua indah. Hmmmmm,, aku merasa aku tak pernah membuat dia cemburu, kecewa, terluka, bahkan sampai merobek hatinya. Aku merasa aku tak pernah melakukan semua itu padanya. Tapi kenapa dia begini. Aku hanya ingin tau jawaban yang jelas dari dirinya. Ga lebih.
“ Kapan aku bahagia dan di cintai oleh orang yang ku cintai pula hingga nanti. Indahkah rasanya???”. Itulah satu dari ribuan pertanyaan kisah cintaku. Aku selalu mencoba melihat diriku pada sebuah cermin besar di kamarku. Aku tatap dari ujung kakiku hingga ujung rambutku. “ Apa aku tak pantas untuk dicintai???”. Itulah yang selalu aku pertanyakan saat ku memandangi karunia Sang Pencipta.
Aku berharap bunga yang telah ku tanam kan subur kembali
Aku berharap lebah yang telah pergi kan hinggap lagi
Aku berharap mentari kembali menyinari hati
Lewat alunan music hati aku bernyanyi
Tak tau berapa lama aku harus menunggu
Tak tau berapa lama aku harus kecewa selalu
Tak tau berapa lama aku harus menahan rindu
Lewat tatapan mataku aku berharap bisa melihatnya selalu
Lentera cinta yang telah padam dan gersang
Hanya biasa aku tatap dan aku tangisi
Ingin aku nyalakan kembali
Namun ternyata semua tak semudah yang terbayang
Cintanya adalah bahagai ku
Kasih sayangnya adalah harapanku
Senyumnya adalah ceria ku
Dan kembalinya dia adalah mimpi terindah sepanjang hidupku
Ya,, itulah salah satu puisi dari puluhan puisi yang aku buat untuk dia. Namun nampaknya dia tak peduli bahkan dia pun ga tau aku menciptakan puisi – puisi cinta untuknya. Aku selalu menharapkan mimpi yang selalu datang dalam tidurku benar – benar terjadi. Saat ku bisa bersama dia selamanya.
Sampai sekarang aku mencoba untuk membuka hatiku kembali. Namun tak bisa. Hati ku yang kecil telah terpenuhi oleh benih – benih cintaku padanya. Kalaupun telah layu, namun benih itu selalu aku jaga dan aku rawat supaya saat tumbuh nanti bunga yang benihnya aku rawat akan tumbuh subur dan tak kan pernah layu lagi.
Aku teringat saat ku pertama dekat dengannya. Dia mengantarku pulang saat aku telah selesai buka bersama dan dia meminjamkan jaket nya untukku. Karena malam hari di motor sangat dinginnya. Apalagi aku baru pertama kali menelusuri gelapnya malam dengan sepeda motor. Dinginnya sampai menusuk tulangku. Hingga aku benar – benar tak kuat menahan semua angin yang memaksa masuk ke tubuhku. Ya,, untungnya ada dia. Dari kejadian itu aku ingin selalu dekat dengan dia. Dan aku selalu berharap dia akan menjadi cinta sejatiku. Tapi, semua berlawanan dari apa yang aku harapkan.
Aku tau cinta yang aku rasa semua adalah karunia. Mungkin sakit yang kini aku rasa adalah karunia pula. Sebenarnya aku mengetahui dia telah lama. Saat aku satu ruangan saat ulangan tengah semester sampai akhir semester. Tapi dulu aku biasa hanya ingin menenalnya karena aku tau dia yang ku cari.
Haaahhh,, kini dia sering becanda dengan teman perempuannya. Aku selalu merasa hati ini sakit, mata ini pedih, dan badan ini lemas. Apa kah itu cemburu???. Aku pun tak tau. Aku selalu mengasah otakku agar aku bisa dapatkan ide agar ku bisa buktikan bahwa aku sangat dan begitu mencintainya. Apapun itu asal aku bisa buktikan padanya.
Aku tidak bisa melakukan apa – apa selain menulis dan menulis karena itulah hoby ku. Ku luapkan semuanya dalam tulisanku. Aku ingin dia mengerti kata – kataku dalam tulisan ku. Kapan pun itu asal dia tau betapa aku mencintainya.
Saat aku temukan sosoknya, indahlah sudah. Hidupku kembali berbunga, hari – hari ku tak sepi lagi. Namun, setelah dia pergi semua berakhir. Hidupku kembali suram, ceria ku telah hilang dan sepi datang menghantui hari – hari ku. “ Hampa hatiku tanpa dirimu “. Itulah ucapan bibirku saat ku melihat dia yang berlalu dari mata. Menggendong tas hitam dengan keceriaan bersama temannya.
Aku selalu bertanya dalam hati ku “ Kenapa aku ditingalkan setelah aku terlanjur mencintainya ???”. Tak ada yang lain. Itu dan itu. Semua melekat dalam hati. Tak bisa aku lepaskan dengan cara apapun. aku tak rela semua ini terjadi, karena aku tak ingin kehilangannya apalagi sampai aku melupakannya. Aku tak ingin.
Sekarang, aku berharap semua keinginan hatiku bisa terjadi. Dan dia bisa kembali dalam kehidupanku, temani hari – hari ku. Aku sangat dan begitu mencintai cowo bermotor hijau kakak kelas satu jurusan dengan ku itu. “ Semoga nanti kamu kembali “. Itulah do’a dalam hatiku. Do’a yang selalu aku ucapkan saat ku melihatnya. Karena memang itulah harapan ku. Aku mencintai mu seutuhnya, setulusnya, dan apa adanya.
0 komentar:
Posting Komentar