TIGA TETES ARI MATA TERAKHIR
Malam yang indah. Malam panjang yang sangat di damba – damba para remaja yang sedang di landa cinta atau lebih populer di sebut sebagai malam minggu. Malam nya para remaja. Apalagi jika cuaca mendukung penuh. Sangat indah nampaknya. Namun, bukan itu yang di rasakan oleh seorang gadis yang sedang melamun di antara pohon yang ada di depan rumahnya sambil memandang ke atas langit yang penuh dengan hamparan bintang. Belya Kirana nama indah yang di berikan kedua orang tuanya. Namun orang tuanya lebih sering memanggilnya Kira begitu juga teman – temannya.
“ Aku Kira,, Belya Kirana. Aku anak perempuan satu – satunya. Apa aku hanya bersedih dan melamun seperti ini???,, Aku harus bangkit??”. Jeritnya dalam hati.
Akhir – akhir ini, Kira sering murung. Tidak seperti biasanya. Air matanya selalu saja menetes. Memang, Kira telah di tinggal pergi oleh sosok laki – laki yang sangat dia sayangi. Deriks, namun lebih sering di panggil erik, namun Kira lebih suka memanggilnya Arik. Laki – laki kakak kelas itu telah membuat Kira jatuh cinta dan sekaligus membuat Kira sakit hati. Sejak peristiwa itu Kira lebih sering murung dan menangis dari pada tersenyum.
Kira melihat sekelilingnya, tampak gelap. Hanya cahaya bulan yang meneranginya. Kira termenung saat dia mengingat kenangan manisnya bersama Arik saat pertama Arik mengungkapkan cintanya.
*****
“ Treeeeeeeengggggg….”. Bel tanda belajar berakhir. Semua siswa berhamburan keluar menuju gerbang. Termasuk Kira dan temannya. Saat itu suasana hati Kira jelas – jelas berdebar. Karena pada siang itu Kira akan bertemu Arik.
Dari jauh Kira sudah melihat Arik. Tampaknya Arik sedang mencara Kira. Kira mencoba menghindar dan bersembunyi agar Arik tidak melihat.
“ Ra,, aku mau ke kamar mandi dulu, kamu tunggu sebentar saja ya. Ingat, jangan kemana – mana aku akan cepat kembali “. Sahabat Kira pergi tanpa mengetahui kalau Kira akan bertemu seseorang.
“ Aduuuhhhh, ko aku jadi deg – degan gini ya, kenapa ya?”. Tanya Kira dalam hati.
“ Kiraaaa,, ….”. Panggil seorang perempuan berbadan gemuk berkulit putih. Teman Kira namun berbeda kelas.
Kira melirik dan tersenyum. Dengan rasa senang Kira menghampirinya.
“ Lama ya kita ga ketemu Ra”.
“ Ya begitu lah aku terlalu sibuk”. Jawab Kira sambil melirik ke kiri dan ke kanan.
“ Kamu kenapa Ra”.
“ Ga, aku sedang………………………….”. Tanpa meneruska perkataannya Kira pergi karena melihat Erik. “ Maaf aku harus pergi”. Teriak Kira
Teman Kira hanya bisa melihat sambil kebingungan. Kira pergi ke belakang perpustakaan. Karena Kira yakin itu tempat yang aman. Setelah terasa aman Kira keluar. Dengan nafas engas – engos, Kira bermaksud untuk kembali menunggu temannya. Tapi, alangkah terkejutnya Kira ternyata yang ada di depannya adalah Erik. Dengan nada malu Kira menemui Erik.
“ Kenapa???,, Tadi aku mau nyamperin ko malah lari???”. Tanya Erik keheranan.
“ Ya,, tadi Kira nyari temen dulu”.
“ Owh,, ya udah aku mau ngasih sesuatu buat Kira. Tapi Kira janji ya mau nerima nya!”.
“ Emang apa Ka???”.
“ Ya, nanti aku kasih tau. Tapi Kira janji dulu mau nerima”.
“ Low ga di terima kenapa, low di terima kenapa???”. Tanya Kira keheranan.
“ Ya,, Kalau Kira nerima berarti Kira mau jadi pacar aku, ya kalau engga berarti sebaliknya”.
Begitu tersentak hati Kira. Padahal baru seminggu Kira dekat dengan Erik. Kira terdiam sejenek. Awalnya Kira bingung. Erik laki – laki pertama yang menyatakan perasaan nya secara langsung. Kira pun menyayangi Erik.
Dengan nada bergetar, Kira tersenyum. “ Ya Ka Arik Kira mau”.
Mereka tersenyum. Erik memandang mata Kira. Kira menunduk hatinya bergetar seakan di sambar panah cinta yang dia harapkan.
“ Ka Arik Kira mau pulang ya, Ka juga mau Pengayaan kan???,, entar terlambat”.
“ Ya udah, hati – hati ya “
*****
“ Hahhhh,, Kira udah. Kira ga boleh sedih – sedih kaya gitu. Kira ga boleh sedih terus ”. Jerit batin Kira setelah Kira memikirkan kenangannya bersama Deriks. Tiba – tiba air mata Kira menetes. Kedua tangannya menutupi seluruh mukanya.
Kira tersedu – sedu. Batin Kira begitu tersiksa. Sesaat Kira tegar, namun perasaan rindu Kira begitu menyiksanya.
“ Andai kamu tau Ka Arik, Kira selalu nungguin Ka. Kapan Ka kembali pada Kira. Kira kangen Ka, Kira ingin bersama Ka, Kira ingin seperti dulu Ka. Apa salah Kira sampai Ka pergi ninggalin Kira. Ka tau kan begitu Kira sangat mencintai Ka. Apa Ka yang harus Kira lakukan supaya Kira bisa memiliki Ka lagi. Ka tau juga kan, sayang Kira cinta Kira rindu Kira hanya buat Ka. Ga ada yang lain Ka. Sekarang Ka pergi ninggalin Kira. Pergi jauh dan musuhin Kira. Apa salah Kira Ka???,, Kira ngerasa Kira ga pernah buat Ka sakit hati. Kira selalu ada buat Ka. Harusnya Ka jelasin apa masalah nya. Bukan malah diemin Kira kaya gini. Kira butuh penjelasan dari Ka. Kira ingin semua ini jelas agar Kira ga selalu ngarepin Ka. Kira ga nyangka semua bisa seperti ini. Mana janji Ka buat Kira????”. Kira semakin bersedih saat dia mulai mengingat janji – janji yang Erik katakan.
Kira menunduk. Hatinya berkata namun tak tau apa yang dia katakan. Hatinya merengek namun merengek tak pasti. Hanya Erik yang dia pikirkan. Erik Erik Erik dan Erik. Tak ada yang lain. Hatinya memang penuh dengan nama Deriks.
“ Dulu aku berharap. Hanya dialah yang aku harapkan. Hanya dia yang aku inginkan. Bahkan aku pernah berharap bahwa dialah cinta terakhirku. Kekasih terakhirku. Kekasih yang di berikan tuhan untukku. Kekasih yang selalu aku banggakan. Tapi kini, aku terluka aku kecewa aku tersiksa. Kenapa ini????. Tapi, apa aku selalu seperti ini. Apa aku harus selalu bersedih seperti ini. Apa yang harus aku lakukan kini. Aku harus bangkit dari kesedihan ku ini. Bagaimana pun caranya. Bagaimanapun ”.
Kira bangkit. Air matanya dia hapus dengan kedua tangan nya. Kira tersenyum kalau pun hatinya masih sakit. “ Aku janji ini yang terakhir untukku, tetesan ini tetesan air mata terakhir yang keluar dari mataku. Dan aku percaya, jika dia jodohku pasti dia akan kembali padaku “. Kira memandangi luasnya langit. Kira masuk sambil menghela nafas dan tersenyum.
0 komentar:
Posting Komentar