Ketenangan yang mencekam


KETENANGAN YANG MENCEKAM
           
Rumput bergoyang semerbak harum menambah indah nya suasana yang tergambar pada malam itu. Udara yang dingin menusuk tulang seakan masuk keseluruh tubuh. Angin menghembus menambah sunyinya malam pada hari itu. Di tambah suara burung malam merengek – rengek menusuki telinga.
Dila      : “huh........lelahnya”. Seru Dila setelah selesai menyetrika semua baju dia dan ibunya
            Dila lalu membereskan bajunya ke tempat baju ibunya.
Dila      : “hah......apa ini, (sejenak Dila berfikir )”apa mungkin.......selama ini kan ibu selalu pulang pagi berangkat malam apa ini bukti nya......apa sih pekerjaan ibuku???apakah ibuku bekerja tak logis???” Dila berfikir sejenak lalu pergi kekamarnya dan tidur.
                        Adzan shubuh berkumandang tiba – tiba pintu di ketuk, Dila terbangun dari tidur indahnya dia membuka pintu ternyata seorang perempuan paruh baya tapi begitu cantik masuk kedalam rumah nya. Tiba – tiba Dila menangis memeluk ibunya.
Ibu       : “ kamu kenapa nak......” ( bertanya – tanya sambil keheranan )
Dila langsung berlari ke kamarnya sambil terseguk seguk.
Ibu       : ( mengejar Dila menuju kamarnya sabil mengetuk – ngetuk pintu). “sudahlah nak...jangan bersedih seperti itu, lagian kan masih hari minggu, ibu berjanji besok akan ibu lunasi semua biaya sekolah mu besok. Sudah lah jangan bersedih.....baiklah ibu akan pergi ke kamar dulu. Tenang kan hati mu nak”.
            Burung berkicau dengan riangnya. Mentari memancarkan cahayanya menambah indahnya suasana pada pagi itu.
Dila      : “mengapa di saat aku membutuh kannya, dia tidak ada bersama ku. Lebih baik aku pergi ke taman menenangkan fikiran ku”
            Dila beranjak dari kamarnya, menuju kamar ibunya sebelum berangkat menuju taman. Dia melihat ibunya terbaring lemas di ranjang. Dila lalu menangis teringat kejadian semalam, setelah itu dia pun pergi menuju taman.
            Dila memandangi sekeliling taman, burung yang menari – nari di atas kepalanya. Tiba datang kedua temannya.
Tysa     : “Dilaaa.........”.( memanggil Dila sambil duduk di dekatnya )
Fitri      : Dila kemana aja kamu....???. ( sambil memegang pundak Dila )
            Dila tidak menjawab, dia hanya menggeleng kepalanya.
Tysa     :” dila....dila....main yu kerumah mu”
Fitri      : “ yu........kangen ni sama mama kamu....”
            Tiba – tiba Dila menangis, kedua temannya memandangi dengan penuh ke heranan, dalam hati mereka bertanya – tanya terhadap sikap temanya. Tiba – tiba teman laki – laki mereka datang, menghampiri Dila, Tysa dan Fitri.
Rezky  : “loch...... kenapa kok dila menangis ??”
Tysa     : “ga tau ni, sikapnya sangat aneh”
Fitry     : “Iya ni di hampiri malah nangis”.
Dila      : “Teman sebenarnya, aku mempunyai masalah yang sangat besar aku tidak tau apa yang haarus aku lakukan. Aku bingung, mengapa hidupku tidak seperti kalian yang hidup bahagia dalam suasana rumah. Jujur aku iri pada kalian.” Sela Dila sambil menangis.
Fitri      : Apa maksudmu???seharusnya kamu bisa mensyukuri hidupmu karena tanpa kamu sadari hidup ini adalah anugrah.
Tysa     : “ iya...kamu mempunyai apa yang kamu perlukan dan kamu memiliki ibu yang sangat menyayangimu.....mana rasa syukur kamu???”
Dila      : “kalian semua tidak mengerti apa yang ada dalam hati dan perasaan ku”. ( jerit Dila    sambil berdiri melihat teman -  teman nya, yang keheranan dengan sikapnya itu )
            Dila langsung pergi sambil terseguk – seguk, teman – temannya terdiam sambil masih keheranan dan merasa bersalah.
Tysa     : “Lebih baik ayooo kita kejar......oya, kamu kan cowo kejar donk...”
            Tanpa fikir panjang mereka mengejar Dila, Rezky sebagai satu – satunya laki – laki memempin paling depan.
Rezky  : “ Dila, cepat sekali lari kamu”. Sela Rezky sambil memegang tangannya.
Dila      : “ lepaskan tangan ku. Kamu tidak mengerti perasaan ku”. Jerit Dila
Tysa     : “ Aduuuuhhhhh.....Baru aku liat larinya seperti itu”
Fitri      : “Udahlah Tysa Dila itu sedang bersedih. Seharusnya kamu bisa mengerti keadaannya”.
Resky  : “emangnya masalah apa sih...hingga kamu bisa berubah seperti itu, kita sahabat mu bila kamu bercerita, seengganya kita bisa membantu apa masalah mu.”
Dila      : “ Ayo ikut ke rumah ku, aku akan bercerita apa masalahku”.
            Mereka pergi menuju Rumah Dila, setelah sampai Dila menceritakan apa masalahnya kepada ke tiga temannya.
Dila      : “aku merasa bingung, aku menemukan bukti yang kuat untuk mengetahui apa sebenarnya pekerjaan ibuku. Bukan kabar gembira yang aku temui tapi kabar yang sangat buruk yang aku dapatkan. Apa kesalahan ku hingga aku bernasib buruk seperti ini”. Tiba – tiba Dila menangis.
Tysa     : “ Memangnya apa sebenarnya pekerjaan ibumu??????”
Fitri      :” ia...apa, ???”
Rezky  : “ Udah dengarkan dulu penjelasan Dila”.
Dila      : “  Apa kesalahan ku, ibuku bekerja sebagai “ sepoi – sepoi malam” jujur aku tidak mau semua itu terjadi”.
            Tak terasa sahabat – sahabat Dila meneteskan air matanya. Meratapi nasib malang sahabatnya yang sedang merana akan nasibnya.
Dila      : “ Kalian beruntung, tidak seperti aku......”
(Tysa dan Fitri memeluk Dila). Tysa :”maafkan aku Dila”
Ibu       : “ apa maksudmu Dila”. Sela ibunya sambil melotot.
            Mereka semua berdiri, memandangi muka ibu Dila yang sedang marah besar. Ketakutan yang teramat dalam melupakan kesedihan yang sedang mereka hadapi.
Dila      : ” ibu, mengapa ibu dengan tega melakukan semua ini ke pada ku, aku bisa hidup bu tanpa harus ibu bekerja seperti itu. Aku malu bu.....”
Ibu       : “ Tau apa kamu, semua ini ibu yang melakukan.”
Rezky  : “ Bu, itu pekerjaan yang tidak baik, apa ibu sdar semua itu sangatlah berdosa”.
Ibu       : “ Tau apa kamu, apa kalian akan membiayai biaya sekolah anakku???apa kalian akan melunasi tunggakan yang ada???apa kalian yang akan membayar utang – utang yang ada???dan apa kalian juga yang akan membiayai kehidupan aku dan anakku???( sambil menangis). Ketahuilah nak ibu melakukan ini semua karena ibu bingung,  bagaimana agar kamu bisa sukses dan tidak akan susah seperti ibu ini”.
Tysa     : “Tapi tidak seharusnya ibu bekerja seperti itu, itu menyiksa ibu”
Dila      : “buuuu.....Dila akan bahagia jika ibu ada di samping Dila. Dila tidak peduli Dila tidak sekolah asalkan ibu tidak bekerja seperti itu lagi. Sekarang ibu harus berjanji tidak akan bekerja seperti itu lagi”.
Ibu       : “tapi bagaimana cara ibu mendapatkan uang,,,,????”
Tysa     : “ Bu ada kami di sini, yang akan membantu ibu”.
Fitri      : “ Kami akan berkata kepada orang tua kami supaya bisa membantu ibu”.
Rezky  : “dan kami akan selalu ada buat ibu dan juga Dila, tapi ibu harus berjanji tidak akan bekerja seperti itu  lagi”.
Dila      : “ Dila akan bahagia jika ibu berhenti bekerja seperti itu”.
Ibu       :“ demi kamu Dila Ibu akan menuruti apa mau mu. Ibu berjanji tidak akan mengulangi bekerja seperti itu lagi”.
Dila      :” terima kasih bu, dila sayang ibu” ( sambil memeluk Ibunya).


0 komentar:

Posting Komentar