Air mata Kebahagiaan Key


Air mata Kebahagiaan Key
          Keyla, namun lebih akrab dengan sebutan Key. Remaja yang akan naik ke kelas XI ini begitu membingungkan dirinya sendiri. Perasaan khawatir pun Key rasakan setelah dia mendengar tidak bisa pindah jurusan. Padahal Key sangat mendambakan jurusan IPS. Namun, wali kelas Key menyarankan Key masuk jurusan IPA. Awalnya Key setuju, namun semua itu hanya sementara. Key teringat sesosok cowo yang Key suka. Dan cowo itu masuk IPS.
          “ Key, gimana… masuk jurusan mana??”. Tanya seorang teman Key yang akrab dengan Key. Maya namanya.
          “ Key juga ga tau May, tapi Key pengen IPS “.
          “ Gara – gara ngikutin dia. Cowo yang Key suka ???”.
          “ Bukan gitu May, emang sih salah satu keinginan Key masuk IPS itu pengen deket sama dia. Tapi itu hanya salah satu aja. Masih banyak pemikiran yang buat Key pengen masuk IPS. Key udah fikir bulak – balik May untuk masuk IPS “.
          “ Key, Maya ngerti ko. Tapi itu gimana Key juga. Terus gimana, Key kan udah tertulis masuk IPA “.
          “ Justru itu May yang buat Key bingung. Tapi Key mau berusaha supaya Key bisa masuk IPS “.
          “ Maya percaya ko. Tapi, jangan lupa ya Key, masuk jurusan itu jangan karena terpaksa. Apalagi hanya sekedar ikut – ikutan aja. Semua harus dengan keyakinan hati kecil kita. Ya sudah Maya pergi dulu mau latihan volley “.
          Key hanya tersenyum. Perasaan nya memikirkan hal yang sama dengan otaknya. Di tambah dengan kata – kata temannya. “ Apa aku sanggup masuk IPS. Tapi masa depanku ada di IPS. Aku ingin jadi seorang yang sukses di dunia bisnis. Aku yakin bisa. Sekarang aku harus berusaha “. Jerit Key dalam hati sambil beranjak dari tempat asalnya.
          Keyla mondar – mandir. Entah apa yang di carinya. Perasaan Key gundah. Terlihat dari raut mukanya yang menggambarkan kesedihan dan khawatir. Kenapa Key?.
          “ Aduhhhhhh, lama banget ya???, apa aku tidak boleh pindah jurusan?? “. Key melihat keruang guru. Nampaknya, ada guru yang Key cari.
          Semakin lama Key menunggu. Key mencoba untuk bersabar. Kakinya sudah tersasa pegal, berdiri menunggu. Seorang guru berbadan tegap, tinggi, berkulit putih, dan berkumis keluar ruangan. Key merasa begitu bahagia. Raut wajahnya kini berseri.
          “ Keyla, sapa gurunya “.
          “ Ya Pak… Pak, sebenarnya ada yang mau Key bicarakan “.
          “ Apa Key??”.
          “ Pak Key mau pindah jurusan “.
          “ Mau ke jurusan apa Key, Key udah aja jangan di ganti – ganti lagi. Key bagus di IPA “.
          “ Tapi Pak Key merasa Key ada di IPS. Key mohon Pak “.
          “ Ya sudah, nanti aja ya. Bapak ganti “.
          “ Makasih ya Pak “.
          Guru itu tersenyum. Begitu juga Key. Amat bahagia rasanya. Key kembali ke kelasnya menghampiri teman – temannya.
          “ Key, jadi masuk apa??? “. Tanya teman Key.
          “ Key mau masuk IPS “.
          “ Katanya Key mau IPA ko sekarang IPS “.
          “ Ya, tapi barusan Key bilang mau pindah jurusan “.
          “ Key serius???”.
          Key tersenyum. Matanya mulai memandangi Paskibra yang berlatih di lapangan. Tiba – tiba Key merasa pusing. Matanya seakan buram. Telinga Key berdenging. Badan Key gemetar kedinginan. Key mencoba untuk menahan. Tapi semakin Key menahan semakin sakit.
          Key masuk ke dalam kelas. Duduk di bangkunya dan tunduk di mejanya. Tangannya menutupi mukanya. Kakinya dia lipatkan untuk menahan rasa dingin. “ Kenapa dengan aku ???”. Tanya Key dalam hati. Semua teman – teman Key menghampiri Key. Bertanya – tanya sambil memegang Key mencoba agar Key tenang.
          “ Key kamu kenapa ??? “. Tanya seorang teman Key yang baru saja datang dan langsung menghampiri Key, Sari namanya. “ Hey, udah aja biar Key aku yang urus !!!”.
          Semua bubar mengerumuni Key. Key masih tertunduk diam tanpa kata. Beda sekali dengan Key sebelumnya. Periang, murah senyum, jail, tak pernah bersedih. Namun, itulah manusia. Tidak selamanya sehat.
          “ Key kamu kenapa???”. Sari bertanya lagi.
          Key mengangkat kepalanya. Terlihat wajahnya merah menyala. Badannya begitu panas. Key demam.
          “ Key, kamu demam…. Ayo kita ke UKS “. Ajak Sari.
          “ Ga, Key ga mau Ri. Key di sini aja “.
          “ Berarti sekarang Key butuh jaket “.
          Sari mencari – cari seseorang yang bawa jaket. Tapi teman sekelasnya tak ada satu pun yang membawa jaket. Tapi, tiba – tiba sosok cowo yang Key suka datang ke kelas, dengan menggunakan jaket abu – abu yang ukurannya sama dengan badannya.
          Key bangun. Sudah lama Key tidak melihat cowo satu kelas yang Key suka. Libur sekolah yang panjang memisahkan pandangan Key pada sosok cowo satu kelas itu. Key amat senang. Dia tersenyum namun hanya sekedar tersenyum. Kepalanya yang sakit membuat Key tidak bebas bergerak.
          “ Key yang bawa jaket Cuma dia “. Sari menunjuk cowo yang Key suka.
          “ Ga usah, Key bisa nahan ko. Dia pake jaket karena dia juga kedinginan. Biarin Key bisa nahan ko “.
          “ Key, kamu kenapa sih suka sama dia. Apa bagusnya sih???. Lagian Key liat kan dia kaya gimana “.
          “ Ri, jangan gitu donk. Key juga ga tau kenapa bisa gini. Key ngerasa nyaman liat dia. Apalagi kalau Key dekat dia. Key juga ga tau kenapa bisa gini. Ri musti inget, cinta itu tidak memandang apa yang dia punya, segala kelebihannya. Tapi, seseorang yang benar – benar cinta pasti tulus. Ri, musti dia kaya gitu, perasaan Key sama dia ga bakalan berubah “.
          Key berdiam. Membereskan kerudungnya. Begitu juga Sari yang termenung mendengar kata – kata Key. Sari mengakui kesalahan ucapannya. Dia keluar melihat – lihat info pembagian jurusan. Key hanya berdiam di bangkunya. Tangannya memeluk badannya. Kakinya dia rapat kan. Menunggu Sari sendiri.
          “ Hey, pembagian jurusan udah ada “. Sari berteriak sambil berlari. Sari mengajak Key untuk melihat dan menggendeng Key. Sari memang sahabat Key.
          “ Key IPS ada di LAB. Ini IPA “. Sari menunjuk ruang LAB.
          “ Yu kita liat “.
          Mereka berdua menuju ruang LAB. Melihat diantara desakan siswa  maupun siswi. “ Horeee, aku IPS III Key “. Sari menghampiri Key dengan amat senangnya.
          “ Ri, kalau Key gimana?? “.
          “ Yu, kita cari sama – sama. Mudah – mudahan ada di IPS “.
          Mereka berdua mencari – cari. Tak lama setelah itu, Key menarik Sari. “ Ri, Key IPS I “ kata Key dengan bangganya.
          “ Yeh, kita sama – sama IPS. Tapi, ga sekelas “.
          “ Yang penting kan satu jurusan Ri. Kita masih bisa sering tentang pelajaran. Jadi nyambung deh “.
          “ Yahhhhhh, ayo kita pulang Key. Udah selesai kan ga ada apa – apa lagi ???”.
          “ Ya, “.
          Mereka berdua keluar LAB. Menuju gerbang. Kebetulan mereka satu arah. Keyla amat sangat senang. Wajahnya begitu ceria. Seakan dia lupa dengan sakitnya. Begitulah Keyla, lupa masalah jika menemukan yang dia suka.
          “ Terima kasih ya ALLAH, engkau telah mengabulkan do’a hamba mu ini. Semoga hamba bisa lancar dan di mudahkan dari segala kesusahan. Semoga engkau meridhoi hamba memilih jurusan IPS ini. Amin “. Key berdo’a dalam hatinya. Matanya yang seakan panas akibat demam tiba – tiba meneteskan air mata. Key sangat bahagia. Dan air mata Key yang jatuh adalah air mata kebahagiaan Key.

0 komentar:

Posting Komentar