KASIH TAK SAMPAI
Langit kuning pada sore itu, memang cuaca begitu cerah dan indah pada sore itu. Namun sayang suasana indah pada sore hari itu, tak seindah suasana hati Meyda gadis yang tengah duduk di bangku kelas satu SMA semester akhir.
“ Keinginan ku seakan sirna. Khayalan dan kejayaan yang aku rintis saat bersamanya telah pudar hilang di telan ombak yang menyakitkan. Kenapa dia seperti ini????.. Padahal aku sangat mencintainya. Dia adalah orang yang telah membuat ku mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Arti kasih sayang dan arti kerinduan. Tapi kenapa semua jadi seperti ini???,, aku terjerumus oleh janji – janji manis yang di buatnya. Rindu ku selalu untuknya. Aku tak kuasa jika ku harus pergi meninggalkan nya atau jika dia pergi meninggalkan ku. Apa yang harus aku lakukan kini???”. Keluh Meyda sambil menatap sebuah foto di Hpnya.
Adzan magrib berkumandang. Meyda bergegas untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat magrib. Meyda berfikir sejenak sebelum dia memulai sholatnya. “ Untuk apa aku memikirkan orang yang jelas – jelas tidak memperdulikan aku dan tidak memikirkan aku”. Ketus Meyda sambil membawa mukenanya. Memang begitulah sikap Meyda. Teman – teman nya pun menganggap Meyda sebagai perempuan yang suka berperasangka buruk tanpa ada buktinya. Namun Meyda mengacuhkannya. Karena Meyda selalu percaya akan dirinya. Memang selama apa yang Meyda selalu di fikirkan baik itu negatif atau pun positif selalu ada saja benarnya. Oleh sebab itu Meyda sangat percaya pada dirinya sendiri.
Setelah melaksanakan sholat magrib Meyda terdiam. Diambilnya buku album puisi dan kumpulan cerpen yang di buatnya sendiri sebagai curahan hatinya. Memang begitulah Meyda. Senang mengekspresikan diri lewat menulis puisa dan cerpen sebagai curahan hatinya.
“ Sebaiknya aku membuat sebaris puisi untuk melegakan hatiku”. Di ambilnya pulpen yang selalu menemani Meyda dalam membuat puisi dan cerpen. Meyda membuat puisi dengan penuh perasaan. Pandangan nya tidak terlepas dari foto di Hpnya. Cepat sekali Meyda menulis satu bait puisi di teruskan hingga terbentuk satu buah puisi yang begitu indah dan memilukan. Meyda membacanya dengan nada sesuai dengan puisinya.
…………………………………………………..
Awal yang indah saat ku melihat mu
Apalagi jika ku melihatmu dalam keadaan yang selalu membuatku rindu
Entah apa yang terjadi pada ku
Kulupakan kesedihan ku saat ku bisa melihat mu
Aku bahagia hingga akhirnya aku bisa memiliki mu
Aku begitu yakin kepadamu saat kamu lontarkan janji mu pada ku
Aku selalu memimpikan dan mengharapkan
Kamu kasihku terakhir untuk ku
Meyda terus membacanya hingga keluar air matanya. Di tatap nya foto yang ada di Hpnya. Di bacanya puisi – puisi yang telah dia buat untuk kekasih hatinya. “ Ketahuilah kasihku, aku bahagia saat ku bisa bersama mu. Aku selalu ingat saat pertama kita bersama. Kamu membuat ku jatuh hingga ke dasar hati mu. Awalnya aku selalu berfikir kenapa sikapmu seprti itu terhadapku. Namun, aku tau kamu pasti punya alasan kuat untuk membela perbuatan mu. kasih ku dengarkan isi hatiku. Kamu anugrah tuhan untuk ku. Kalau pun kamu tak menyadari itu, tapi kamu tetap satu untuk ku. Kasihku, aku merindukan mu. Di setiap hariku, tak jauh hanya memikirkan mu. kapan kamu mengerti???. Mungkin beginilah aku yang tak kan pernah bisa merasakan nikmatnya di cintai selamanya. Aku hanya bisa mencintai. Semua kasih sayang dan cinta yang ku terima hanya indah di awalnya saja tidak selamanya. Aku berharap, kalau pun kamu begitu kamu masih menyayangi dan mencintaiku. Karena asal kamu tau kasihku, aku akan selalu menunggumu, menyayangimu dan mencintaimu selamanya hingga akhir usiaku nanti”. Meyda memeluk foto yang ada di dalam Hpnya.
Sejenak Meyda berfikir, dia memandangi foto itu kembali dan tiba – tiba dia menekan tombol Delete dan terhapuslah semua fotonya.
“ Kini hanya luka yang aku dapat rasakan. Tak ada yang lain. Kepedihan, kesakitan hatiku mungkin akan terobati ketika aku harus menghapus kenangan ku saat bersamamu. Mungkin ini lah yang di katakan Kasih Tak Sampai. Berangan namun tak tercapai. Ku menyesal. Namun, aku akan selalu menyayangimu dan mencintaimu kasihku”. Meyda menutup Hpnya dan berwudhu untuk sholat isya. Setelah itu di rapihkan rambutnya. Meyda terbaring di kasur nya menarik nafas lalu tidur. “ Aku akan melupakan mu tapi aku akan selalu menyayangi dan mencintaimu kasihku. Kalau pun ku tau kasihku tak sampai selama ini ”. Jerit Meyda sebelum tertidur.
0 komentar:
Posting Komentar